in ,

Lima Alasan Harus Nonton Konser Coldplay di Indonesia

Konser bertajuk ‘Music of the Spheres’ ini akan berlangsung di SUGB, Jakarta.

CakapCakapCakap People! Grup band asal Inggris, Coldplay, yang dipunggawai oleh Chris Martin dan kawan-kawan mengumumkan akan menggelar konser tunggal pertamanya di Indonesia pada 15 November 2023 mendatang. Konser bertajuk ‘Music of the Spheres’ tersebut direncanakan akan berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta.

Kabar konser ini diumumkan secara resmi melalui akun media sosial Instagram PK Entertainment selaku promotor acara. Dalam unggahan tersebut, para personil Coldplay terlihat menyapa para penggemar melalui sebuat video singkat. Setelah pengumuman konser ini, nama grup asal Inggris ini pun langsung menjadi topik hangat di kalangan warganet Indonesia.

Lima Alasan Harus Nonton Konser Coldplay di Indonesia
Coldplay [Foto via Instagram]

Lantas, apa alasan mesti nonton konser Coldplay di Indonesia?

1. Rencana Berhenti Berkarya di Dunia Musik

Alasan mesti nonton konser Coldplay di Indonesia yang pertama adalah rencana Chris Martin dan kawan-kawan untuk berhenti berkarya di dunia musik. Pada 2021 lalu, Chris Martin selaku vokalis mengungkapkan jika Coldplay akan berhenti berkarya setelah tahun 2025.

“Rekaman terakhir kami akan diluncurkan 2025 dan setelah itu saya pikir kami hanya akan menggelar tur. Mungkin kami masih melakukan kolaborasi untuk katalog Coldplay. Sepertinya akan berakhir saat itu,” ucap Chris Martin seperti disampaikan oleh NME.

2. Selalu Memiliki Tema Konser Menarik

Coldplay adalah salah satu grup musik yang selalu memiliki tema menarik untuk setiap karyanya. Bukan hanya menggunakan tema untuk merilis album baru, setiap pertunjukan konser Coldplay pun selalu menggunakan tema-tema berbeda yang akan disuguhkan pada para penggemarnya.

Pada konser di Jakarta nanti, Coldplay akan mengusung tema ‘Music of the Spheres’. Tema ini tentang astronomi dan antariksa, seperti matahari, bulan, planet, cakrawala, dan lain sebagainya.

3. Band yang Ramah Lingkungan

Band yang mempopulerkan lagu ‘Viva La Vida’ ini dikenal sebagai grup musik yang ramah dan peduli lingkungan. Mereka memakai panggung hasil daur ulang dan menghidupkan konser menggunakan energi matahari. Selain itu, mereka juga menggunakan lampu sorot dan layar LED berdaya rendah untuk mengurangi pemanasan global. Tak sampai disitu, mereka juga kerap meminta untuk mengkombinasikan bahan ringan, rendah karbon, dan bahan yang dapat didaur ulang untuk konsernya.

4. Pencahayaan, Kembang Api, dan Confetti Penuh Warna

Panggung pertunjukan Coldplay selalu menggunakan teknologi inovatif yang dapat menarik perhatian penonton. Mereka sering kali menggunakan properti megah seperti kembang api, laser, confetti, balon, bola, hingga api yang disiapkan untuk memanjakan penggemarnya. Meski begitu, mereka tetapi menggunakan bahan-bahan ramah lingkungan yang tidak akan memberikan dampak negatif kepada lingkungan.

Tak sampai disitu, mereka juga sering menggunakan efek cahaya untuk menyeimbangkan suasana lagu dan pertunjukan. Alhasil, penonton akan semakin larut dengan nyanyian dan iringan lagu-lagu populer Coldplay. Sedangkan untuk confetti, grup musik ini umumnya akan memakai kertas yang dapat terurai agar lebih ramah lingkungan.

5. Biasanya Terdapat Souvenir Berupa Album atau Wristband

Meski memiliki harga tiket konser yang relatif mahal, namun ada banyak hal yang bisa penonton dapatkan. Selain bisa menyaksikan pertunjukan Coldplay secara langsung, penonton juga biasanya mendapatkan souvenir berupa album atau wristband.

Album yang bisa menjadi souvenir konser tersebut berupa CD yang akan berisi 9 versi live dari karya-karya mereka. Sedangkan untuk wristband, akan berupa gelang yang diprogram untuk bisa menyala dan berganti warna selama konser berlangsung.

SUMBER ARTIKEL

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Harga Resmi Tiket Konser Coldplay di Jakarta, Termahal Rp 11 Juta Belum Termasuk Pajak

Daftar Band Luar Negeri yang Bakal Tampil di Indonesia pada 2023