in ,

Indonesia Lanjutkan Proyek ‘Jurassic Park’ di Taman Nasional Komodo; UNESCO dan Aktivis Khawatir Bakal Ancam 5.700 Komodo

Taman Nasional Komodo adalah situs Warisan Dunia UNESCO

CakapCakapCakap People! Para aktivis dan United Nations Educational, Scientific and Cultural Organisation (UNESCO) khawatir dengan pembangunan proyek ‘Jurassic Park’ di Taman Nasional Komodo, Pulau Rinca, Nusa Tenggara Timur, bakal membahayakan komodo-komodo yang ada di sana. Namun, pihak berwenang mengatakan bahwa mereka belum menghentikan pekerjaan konstruksi.

Taman Nasional Komodo adalah situs Warisan Dunia UNESCO

Reuters melaporkan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI mengatakan pada hari Kamis, 5 Agustus 2021 bahwa mereka akan terus melanjutkan mengembangkan beberapa proyek pariwisata di Taman Nasional Komodo, meskipun UNESCO sudah memperingatkan rencana itu dapat berdampak negatif terhadap lingkungan.

Taman Nasional Komodo terlihat dalam foto 6 April 2018. Pembangunan di Taman Nasional Komodo pada proyek pariwisata yang dijuluki “Jurassic Park” akan berlanjut, kata KLHK RI, meskipun UNESCO memperingatkan rencana tersebut dapat berdampak negatif terhadap lingkungan. [Foto: REUTERS/Henning Gloystein]

Proyek pariwisata itu dijuluki “Jurassic Park” oleh para pengguna media sosial pada tahun 2020 setelah foto komodo menghalangi truk besar di Taman Nasional itu mulai beredar online. Aktivis menyamakan pembangunan proyek itu dengan pulau dinosaurus dalam film “Jurassic Park” yang berakhir dengan bencana. Jadi, “Jurassic Park” adalah bukan nama resmi proyek sebenarnya di Taman Nasional Komodo.

Bulan lalu, pejabat UNESCO mengatakan pada konferensi Komite Warisan Dunia bahwa proyek tersebut memerlukan penilaian analisis dampak lingkungan (AMDAL) baru atas masalah penangkapan ikan ilegal dan potensi risiko terhadap habitat alami komodo.

Tetapi seorang pejabat senior kementerian lingkungan mengatakan kepada Reuters bahwa proyek-proyek itu akan dilanjutkan karena “terbukti tidak berdampak.” Pejabat itu juga mengatakan pekerjaan pada proyek pariwisata terutama melibatkan renovasi pada struktur yang ada.

“Proyek ini akan dilanjutkan…terbukti tidak akan berdampak apa-apa,” kata Wiratno, Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem KLHK kepada kantor berita Reuters.

Pejabat UNESCO mengatakan pada pertemuan bulan lalu bahwa mereka telah meminta penilaian terbaru dari pemerintah Indonesia tetapi tidak mendapat tanggapan.

Wiratno mengatakan penilaian atau analisis baru sedang disusun dan bisa dikirim pada September.

Dalam pernyataan terpisah, Wiratno mengatakan proyek tersebut terutama mencakup pekerjaan renovasi pada struktur yang ada dan tidak menimbulkan bahaya bagi komodo yang langka.

Rima Melani Bilaut dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI), sebuah kelompok lingkungan, mengatakan proyek tersebut dapat berdampak pada masyarakat setempat, serta mengganggu komodo.

“Kami mendesak pemerintah untuk mengembangkan pariwisata yang berbasis masyarakat. Ada orang yang tinggal di sana, ”katanya.

Wisatawan menikmati pemandangan saat senja di atas bukit di Gili Lawa Darat di Kawasan Taman Nasional Komodo, Manggarai Barat, Selasa, 29 Agustus 2020. Selain alam lautnya, pesona darat di kawasan ini juga menjadi daya tarik wisatawan. [Foto: KOMPAS/HERU SRI KUMORO]

Indonesia berupaya untuk menerapkan keberhasilan pariwisata Bali di 10 situs di negara ini, termasuk Taman Nasional Komodo. Pada tahun 2020, pihak berwenang menetapkan target menarik 50.000 wisatawan ke Taman Nasional tersebut.

Taman Nasional Komodo terdiri dari jaringan tiga pulau utama dan beberapa pulau kecil, dan merupakan situs Warisan Dunia UNESCO yang menjadi rumah bagi lebih dari 5.700 komodo. Taman Nasional seluas 700 mil persegi didirikan pada tahun 1980 untuk melindungi reptil, tetapi juga mulai berfokus pada pelestarian keanekaragaman hayati di pulau-pulau tersebut.

Menurut National Geographic, komodo tumbuh sepanjang 10 kaki dan beratnya mencapai 330 pon, dan mereka dapat memakan hampir semua jenis hewan. Gigi bergerigi mereka dipersenjatai dengan racun yang memperburuk pendarahan dan mencegah darah membeku.

Komodo rentan terhadap kepunahan dan di bawah ancaman dari perubahan iklim dan tindakan manusia seperti pembukaan lahan pertanian dan pembakaran lahan.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Survei Israel: Dosis Ketiga Vaksin COVID-19 Pfizer Punya Efek Samping Mirip Dengan yang Kedua

Gunakan 7 Skincare Ini untuk Memiliki Wajah Glowing Bak Artis Korea