in ,

Gempa Lombok, Pemuda Asal Makassar Meninggal di Gunung Rinjani

Cakapcakap – Gempa Lombok menyisakan duka mendalam. Bencana alam yang baru saja terjadi di Nusa Tenggara Barat pada Minggu, 29 Juli 2018. Gempa ini dilaporkan terjadi pada pukul 06.47 WIB, Minggu kemarin. Hal yang mengejutkan, saat terjadi bencana, Gunung Rinjani ramai oleh para pendaki. Disebutkan ada 826 orang yang ada di sana saat gempa dengan kekuatan 6,4 Skala Ricther (SR). bahkan di gunung tersebut mengalami longsor saat gempa terjadi.

Jalur pendakian Gunung Rinjani ditutup sementara pasca gempa via detik.com

Para pendaki ini mulai mendaki ke Rinjani pada Jumat (27/7/2018). Jumlah pendaki sebanyak 826 tersebut dinyatakan terdiri dari wisatawan mancanegara dan domestik. Gempa berkekuatan tinggi disebut tak berpotensi tsunami. Namun gempa yang terasa tak hanya sekali, melainkan sampai ratusan kali. Tercatat ada gempa susulan hingga 133 gempa sampai sore hari. gempa susulan tertinggi berkekuatan 5,7 Skala Richter.

Pada bencana ini dinyatakan banyak korban berjatuhan. Berdasarkan pemaparan Sutopo Purwo Nugroho pada akun twitter-nya, diungkapkan ada 14 korban meninggal di Lombok. Terdiri dari 10 orang di Lombok Timur, sementara 4 korban lainnya di Lombok Utara.  Ada 162 korban mengalami luka-luka. Sedangkan sekitar 1000 rumah di Lombok mengalami kerusakan.

Kondisi di Lombok pasca gempa via metrotvnews.com

Ada satu dari korban yang dinyatakan meninggal adalah pria asal Makassar. Menurut penuturan Humas Kantor Pencarian dan Pertolongan Mataram, I Gusti Lanang Wismananda, korban meninggal tersebut bernama Muhammad Ainul Taksim. Korban pemuda Makassar ini diketahui berusia 25 tahun. Pada waktu kejadian gempa, korban dan teman-teman pendakinya panik. Sementara usia gempa usai, Ainul ditemukan temannya sudah meninggal dunia. Pria tersebut mengalami luka di bagian kepala.

Korban gempa Lombok via bbc.com

Pasca gempa, jalur pendakian Gunung Rinjani pun sementara ditutup. Dari BBC diungkapkan oleh Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati memaparkan untuk warga Bali dan NTB tetap waspada akan kemungkinan gempa susulan. Dipaparkan juga gempa susulan di beberapa hari ke depan kemungkinan tak sebesar gempa yang terjadi Minggu (29/7/2018).

Comments

One Ping

  1. Pingback:

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Tenganan Bali, Desa Klasik yang Tak Rayakan Nyepi dan Punya Tradisi Unik

Minum Kopi pada Waktu Berikut Bisa Meningkatkan Risiko Kanker