in ,

China Bantah Tutup-tutupi Jumlah Kematian COVID-19 Sebenarnya

China mengatakan tidak pernah ada yang ditutup-tutupi tentang wabah virus corona yang terjadi di sana.

CakapCakapCakap People! China mengatakan tidak pernah ada yang ditutup-tutupi tentang wabah virus corona yang terjadi di sana. 

Reuters melaporkan pada hari Jumat, 17 April 2020, juru bicara kementerian luar negeri China, Zhao Lijian, mengatakan pada hari Jumat tidak pernah ada hal yang ditutupi tentang wabah virus corona di China dan pemerintah tidak mengizinkan untuk ditutup-tutupi.

FOTO FILE: Seorang petugas medis dengan pakaian pelindung melakukan uji asam nukleat para pekerja konstruksi di Wuhan, provinsi Hubei, pusat penyebaran penyakit coronavirus baru (COVID-19) di China, 7 April 2020. [Foto: China Daily via REUTERS / FILE PHOTO]

Zhao mengatakan kepada wartawan pada jumpa pers harian bahwa revisi jumlah kasus kematian di Wuhan, tempat epidemi pertama kali muncul pada akhir 2019, adalah hasil dari verifikasi statistik untuk memastikan keakuratan dan bahwa revisi adalah praktik umum internasional.

Otoritas kesehatan Wuhan sebelumnya pada hari Kamis, 16 April 2020, merevisi jumlah kematian kumulatifnya sebesar 50% menjadi 3.869 untuk memperbaiki apa yang disebutnya pelaporan, keterlambatan, dan kelalaian yang salah.

Beberapa pihak, termasuk Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, secara terbuka mempertanyakan keakuratan pengungkapan China mengenai skala epidemi di negara tersebut, demikian seperti diberitakan Reuters.

Sebelumnya, media pemerintah China melaporkan bahwa para pejabat di Wuhan, Provonsi Hubei, telah merevisi angka kematian akibat virus corona sebanyak 50%.

Selama berminggu-minggu, para pejabat China telah dihujani kritikan dari pengamat, yang sejak awal mencurigai bahwa pemerintah China kemungkinan tidak melaporkan secara terbuka tentang jumlah korban meninggal akibat virus corona.

FOTO FILE: Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, menghadiri konferensi pers di Beijing, China 8 April 2020. [Foto: REUTERS / CARLOS GARCIA RAWLINS]

Ketidakakuratan Laporan Awal

Kematian di Wuhan saat ini dikatakan meningkat sebanyak 1.290 jiwa, sehingga jumlah total yang meninggal menjadi 3.869 jiwa, seperti dilaporkan Kantor berita AFP.

Lonjakan itu mengubah total angka kematian pasien COVID-19 di China, sehingga secara nasional, naik 39% menjadi 4.632 jiwa.

Angka itu diambil berdasarkan data terbaru yang diumumkan pemerintah China pada Jumat pagi, 17 April 2020.

Surat kabar pemerintah, China Daily mengutip kantor pusat pemerintahan kota Wuhan, yang mengatakan ada ketidakakuratan dalam laporan awal.

Dilaporkan pula bahwa tidak ada keterlibatan para pejabat terkait revisi angka kematian tersebut.

Wuhan, kota berpenduduk lebih dari 11 juta jiwa, baru saja mengakhiri kebijakan lockdown yang berlangsung ketat pada 8 April lalu.

Comments

One Ping

  1. Pingback:

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Punya Bentuk Tubuh Seperti Buah Pir? Begini Tips Berpakaian yang Tepat!

Kekayaan Meningkat, Jeff Bezos Beli Penthouse Mewah di New York City, Segini Harganya!