CakapCakap – Cakap People! Penyerang Paris Saint-Germain (PSG) Ousmane Dembele dinobatkan sebagai pemenang Ballon d’Or 2025 di Theetre du Chatelet, Paris, Prancis, Selasa dinihari, 22 September 2025. Capaian ini menjadi puncak kegemilangannya bersama Les Parisiens yang meraih tiga gelar musim lalu: Ligue 1 Prancis, Piala Prancis, dan Liga Champions.
Dembele, 28 tahun, menjadi pemain Prancis keenam yang memenangi penghargaan setelah Raymond Kopa, Michel Platini, Jean-Pierre Papin, Zinedine Zidane, dan Karim Benzema. Dia menjadi pemain kedua mengikuti jejak Lionel Messi yang meraih penghargaan serupa bersama PSG.

Kemenangan Dembele tak mengejutkan. Ia tampil luar biasa untuk PSG sepanjang musim 2024-2025. Ia berkontribusi pada 53 gol pada semua kompetisi. Selain membantu PSG meraih tiga gelar, ia juga terpilih menjadi Pemain Terbaik Liga Champions setelah mencatatkan delapan gol dan enam assist.
Ia mengalahkan favorit lain seperti Lamine Yamal, pemain Barcelona, dengan selisih tipis 25 poin. Dembele memperoleh 1.245 poin, Yamal 1.220 poin. Dembele juga unggul atas rekan setimnya, Vitinha, yang memperoleh 1.120 poin. Pemain Barcelona Raphinha berada di peringkat keempat dengan 1.050 poin dan pemain Liverpool Mohamed Salah mendapatkan 980 poin.
Ballon d’Or adalah penghargaaan pemain terbaik yang diprakarsai oleh France Football. Para jurnalis internasional memberikan suara untuk memilih pemenang berdasarkan penampilan individu, pencapaian tim dan kelas serta permainan yang adil dari seorang pemain. “Saya ingin berterima kasih kepada PSG yang telah merekrut saya pada tahun 2023. Presiden, seluruh tim, dan klub. Mereka adalah keluarga yang luar biasa. Sejak hari pertama, presiden memperlakukan saya dengan sangat baik,” ucap dia, dikutip ESPN.
Sejarah Ballon d’Or
Penghargaan Ballon d’Or dulunya dikenal dengan nama “Golden Ball“. Ini adalah penghargaan individu paling bergengsi di dunia sepak bola yang diberikan kepada pemain terbaik setiap tahunnya. Penghargaan ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1956 oleh majalah Prancis, France Football.
Pemenang pertamanya adalah pemain Blackpool Sir Stanley Matthews. Saat itu, Matthews berusia 41 tahun dan menjadi pemain tertua yang pernah menjadi pemenang. Awalnya, penghargaan ini hanya terbatas untuk pemain Eropa yang bermain di klub Eropa.
Evolusi Ballon d’Or
Perjalanan Ballon d’Or mengalami beberapa evolusi. Pada 1995, peraturan berubah. Pemilihan pemain terbaik juga mencakup pemain non-Eropa. Pada 2007, penghargaan ini benar-benar terbuka untuk semua pemain di seluruh dunia, terlepas dari kewarganegaraan atau kompetisi tempat mereka bermain. Evolusi ini dipengaruhi oleh faktor global seperti jatuhnya komunisme yang membuka akses pada talenta pemain bola dari Eropa Timur.
Antara 2010 hingga 2015, France Football bekerja sama dengan FIFA untuk menciptakan “FIFA Ballon d’Or”, yang menggabungkan penghargaan ini dengan FIFA World Player of the Year. Kemitraan ini berakhir pada 2016. Ballon d’Or kembali ke format asli di bawah kendali France Football.
Pada 2023, kriteria penilaian berubah. Penilaian berfokus pada performa pemain dalam satu musim kompetisi pada Agustus hingga Juli. Ketentuan ini mengubah penilai yang sebelumnya menggunakan tahun kalender. Penilaian juga menambahkan aspek perilaku pemain.
Penilaian Ballon d’Or

Penilaian Ballon d’Or dilakukan oleh panel jurnalis internasional yang dipilih oleh France Football. Saat ini, terdapat 100 jurnalis dari 100 negara teratas dalam peringkat FIFA yang berpartisipasi. Setiap jurnalis memilih lima pemain terbaik. Pilihan itu nantinya dikonversi: enam poin untuk pilihan pertama, empat poin untuk pilihan kedua, tiga poin untuk pilihan ketiga, dua poin untuk pilihan keempat, dan satu poin untuk pilihan pemain kelima. Pemain dengan total poin tertinggi dinobatkan sebagai pemenang. Jika seri poin, pemenang ditentukan berdasarkan jumlah suara pertama atau kriteria tie-breaker lainnya.
Para jurnalis pemilik suara menggunakan sejumlah kriteria. Pertama, pertama performa individu selama musim sebelumnya seperti gol, assist, kontribusi defensif. Kedua, kesuksesan tim, seperti prestasi klub dan tim nasional, seperti memenangi liga, turnamen, atau trofi internasional. Ketiga, perilaku dan fair play atau sikap di lapangan, sportivitas, dan pengaruh positif di luar lapangan. Proses ini bersifat subjektif sehingga sering menimbulkan kontroversi, terutama ketika pemain dari liga-liga besar Eropa mendominasi penghargaan tersebut.
Pemenang Terbanyak Ballon d’Or
Pemenang Ballon d’Or terbanyak sepanjang sejarah adalah Lionel Messi. Bintang Argentina itu punya delapan trofi yang ia raih pada 2009, 2010, 2011, 2012, 2015, 2019, 2021, 2023. Cristiano Ronaldo berada di urutan kedua dengan lima trofi pada 2008, 2013, 2014, 2016, daj 2017. Tiga pemain mengoleksi tiga gelar yaitu Michel Platini (1983–1985), Johan Cruyff (1971, 1973, 1974), dan Marco van Basten (1988, 1989, 1992).
Rivalitas Messi dan Ronaldo mewarnai persaingan Ballon d’Or dalam dua dekade terakhir. Era baru dimulai. Setelah keduanya tak lagi merumput di Eropa, Karim Benzema muncul sebagai penantang dengan merebut Ballon d’Or pada 2022. Messi kembali meraih penghargaan atas kesuksesan mengantar Argentina menjadi juara Piala Dunia 2022. Rivalitas Messi dan Ronaldo mungkin berakhir. Setelah Rodri, kini muncullah Dembele.