World Bank Mencatat Tingkat Kemiskinan Tertinggi di Indonesia Ada di Papua

CakapCakap – Cakap People! Pengentasan angka kemiskinan di Indonesia masih menjadi salah satu pekerjaan rumah bagi pemerintah Indoensia sampai saat ini, utamanya untuk wilayah di bagian Timur Indonesia.

Ketimpangan antardaerah di Indonesia yang masih tinggi ini menjadi sorotan World Bank (Bank Dunia). 

World Bank menilai bahwa ketimpangan antardaerah tetap menjadi tantangan meski pemerintah sudah cukup berhasil menekan angka kemiskinan. Demikian diungkapkan dalam laporan World Bank dengan judul ‘East Asia and Pacific Economic Update October 2019: Weathering Growing Risk, yang dikutip Bisnis, Jumat, 11 Oktober 2019.

View this post on Instagram

Ketika daerah Sentani, Papua, diterjang banjir bandang bulan Maret lalu, saya berkunjung ke sana. Saya bertemu murid-murid SD di halaman sekolah mereka yang tertimbun lumpur. Saya ingat, anak-anak Sentani meminta agar sekolah mereka diperbaiki, dan minta diundang ke ibu kota. Hari ini, mereka akhirnya berkunjung ke Jakarta dan bertandang ke Istana Merdeka. Yang datang 30 anak dari SD Negeri Inpres Kemiri, SD Negeri Inpres Mbait, dan SD YPPK Agats. Selama di Jakarta, mereka akan mencoba naik kereta Moda Raya Terpadu (MRT), mengunjungi Monas, Dunia Fantasi, hingga Taman Mini Indonesia Indah.

A post shared by Joko Widodo (@jokowi) on Oct 11, 2019 at 1:09am PDT

World Bank menemukan bahwa sepanjang Maret 2018 hingga Maret 2019 terdapat 6 provinsi yang mengalami peningkatan angka kemiskinan. Adapun 28 provinsi lain sudah mampu menekan angka kemiskinan.

Secara partikular, wilayah Indonesia bagian timur merupakan wilayah yang tergolong lambat dalam menekan angka kemiskinan.

World Bank mencatat provinsi dengan tingkat kemiskinan terendah adalah Jakarta dengan masyarakat masih hidup di bawah garis kemiskinan mencapai 3,5 persen.

Papua masih tercatat sebagai daerah dengan tingkat kemiskinan tertinggi, di mana masih ada 27,5 persen masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan.

Data BPS juga mencatat bahwa pengentasan kemiskinan di desa tidak sebaik di perkotaan. Per Maret 2019, jumlah penduduk miskin di kota tercatat sebesar 6,69 persen dari populasi, sedangkan di desa tercatat mencapai 12,85 persen.

View this post on Instagram

a little light between the clouds . . . Lok.Pulau Roine (mambor) #anakpapua #anakpapuahits #beautifullpapuan #traveling #travel #travelindonesia #indotravellers #indotravel #pesonaindonesia📷 #nabire #papua #kakipanjang #phography #mendung #cloudy #landscapephotography #wisataindonesia #canon #canon60d

A post shared by aldeo tantra (@aldeo_tantra) on Aug 14, 2019 at 5:20am PDT

Apabila menggunakan tolok ukur internasional yakni purchasing power parity (PPP), diproyeksikan hanya 4,3 persen dari penduduk Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan pada 2019.

Angka tersebut turun apabila dibandingkan dengan 2018 dimana masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan masih mencapai 4,9 persen dari keseluruhan populasi.

Apabila dibandingkan dengan data BPS, dapat ditemukan bahwa per Maret 2019 jumlah penduduk miskin mencapai 25,14 juta orang atau 9,41 persen dari keseluruhan populasi.

Angka ini lebih rendah apabila dibandingkan dengan Maret 2018 dimana tercatat jumlah penduduk miskin mencapai 25,95 juta orang atau 9,82 persen dari populasi.

BISNIS