CakapCakap – Cakap People! Rambut rontok sering kali dikaitkan dengan usia, faktor genetika, atau kesalahan dalam memilih produk perawatan diri. Namun, sejumlah penelitian menunjukkan bahwa stres emosional atau fisik yang berkepanjangan juga dapat menggangu siklus pertumbuhan rambut dan memicu kerontokan lebih banyak dari biasanya. Keadaan tersebut sering disebut telogen effluvium, yakni kondisi ketika tubuh memaksa lebih banyak folikel rambut masuk ke fase istirahat akibat tekanan berat pada sistem tubuh.

Menurut Mayo Clinic dan Cleveland Clinic, telogen effluvium terjadi ketika suklus rambut yang normal yakni fase tumbuh, istirahat (telogen), dan rontok (exogen) mengalami gangguan akibat stres tinggi. Dalam kondisi ini, tubuh meningkatkan hormon tertentu, seperti kartisol, yang dapat mengganggu suplai nutrisi ke folikel rambut, memaksa folikel lebih cepat ke fase telogen, dan memperlambat pertumbuhan rambut baru. Akibatnya, dalam beberapa minggu hingga bulan kemudian, rambut akan tampak rontok lebih banyak terutama saat keramas atau menyisir.
Sementara itu, WHO menggolongkan stres sebagai salah satu faktor signifikan yang tidak hanya memengaruhi kesehatan mental, tetapi juga sistem fisiologis tubuh, termasuk rambut, kulit, dan hormon.
Tanda-tanda rambut rontok akibat stres
Telogen effluvium sering dialami oleh mereka yang berada dalam tekanan tinggi seperti orang tua, pekerja profesional, atau pelajar. Gejala kondisi itu antara lain rambut rontok lebih banyak dari biasanya saat mandi atau menyisir, penipisan rambut secara menyeluruh (tidak di satu titik), dan kerontokan yang bermula beberapa minggu setelah periode stres tinggi
Cara mengelola stres untuk menjaga rambut tetap sehat
1. Tidur yang cukup dan berkualitas
Memperbaiki tidur yang cukup dapat membantu memulihkan hormon stres, termasuk siklus pertumbuhan rambut yang sehat. Apabila seseorang memiliki waktu tidur yang kurang dari kebutuhan tubuh, kondisi ini dapat memicu lonjakan kortisol sehingga siklus rambut semakin terganggu.
2. Pola makan seimbang
Pertumbuhan rambut dan fungsi saraf yang tenang membutuhkan asupan nutrisi yang cukup, seperti zat besi, vitamin D, dan omega 3.
3. Aktivitas fisik dan relaksasi
Jalan santai, yoga, atau pernapasan dalam terbukti dapat menurunkan hormon stres yang memengaruhi keseimbangan tubuh secara keseluruhan.
4. Dukungan sosial dan kesehatan mental
Berbagi cerita dengan orang terdekat, menemui konselor, atau mengikuti komunitas dukungan dapat membantu mencegah stres kronis yang bisa berdampak terhadap rambut rontok.
Stres bukan hanya berdampak pada pikiran, tetapi juga dapat mengganggu fase pertumbuhan rambut, memicu kerontokan yang lebih nyata. Meski kondisi ini umumnya hanya bersifat smentara, mengelola stres secara efektif sangat penting untuk menjaga kesehatan fisik dan mental secara menyeluruh.
