in

7 Modus Produsen yang Bikin Kamu Tertipu Biar Membeli Produknya

Banyak cara yang dilakukan oleh produsen makanan dan minuman untuk membuat produknya laku keras di pasaran. Nggak hanya itu kadang pihak toko juga ikut membantu memasarkan produk-produk tertentu yang sebenarnya bermodus penipuan dan mengalihkan perhatian konsumen. Jadinya ya produknya jadi laku dengan strategi marketing yang cukup halus. Kalo kamu nggak sadar sama beberapa modus para produsen ini, coba lihat 7 strategi marketing ini yang bikin kamu sadar dan geleng-geleng kepala.

1. Diskon untuk menarik perhatian

Iming-iming diskon via bibisnis.com

Saat berjalan-jalan ke mall atau toko besar, kamu pasti sering menemukan istilah cuci gudang, flash sale, diskon 50%, atau stok terbatas, dan lainnya untuk menarik perhatian pengunjung. Tentu istilah ini dibuat untuk memaksa para konsumen dari yang nggak niat beli jadinya beli karena ada kalimat provokatif tadi. Nyatanya harga masih tetep mahal meski di diskon, barang masih banyak meski dibilang stok terbatas. Intinya cuma pengen memaksa kamu beli karena ada harga berbeda atau barang langka yang mungkin besok nggak akan kamu temui lagi.

2. Kasih warna yang lebih cerah

Berikan warna cerah pada produk via erakini.com

Kamu pasti sering tergiur dengan jus dalam kemasan yang berwarna warni. Warna jeruknya bisa kuning pekat yang bikin kamu selera untuk menikmatinya sesegera mungkin. Tapi ternyata warna jus jeruk yang sebenarnya nggak sekuning itu lho. Ada tambahan zat pewarna yang bikin jus itu jadi lebih ngejreng dan mencolok mata.

Penelitian tentang ini pernah dibuat dan hasilnya adalah orang akan membeli produk dengan kemasan yang menarik warnanya dibandingkan dengan tampilan yang biasa aja meski itu adalah warna yang sebenarnya. Kamu pasti lebih tergiur dengan daging semangka yang berwarna merah pekat dibandingkan dengan warna merah yang lebih pucat. Padahal soal rasa belum tentu yang pekat lebih manis kan?

3. Tanggal kadaluarsa

Perihal tanggal kadaluarsa via tribunnews.com

Tanggal kadaluarsa memang baik dipahami agar kita nggak sembarangan membeli barang yang udah basi atau nggak bergaransi lagi. Ini biasanya berlaku untuk makanan kayak roti dan minuman yang bisa berbahaya kalo dikonsumsi melewati batas tanggal yang telah ditetapkan di kemasannya. Tapi ternyata tanggal kadaluarsa yang ditetapkan pada kemasan tersebut nggak benar-benar tanggal batas akhirnya. Jadi makanan tersebut masih bisa dikonsumsi meski udah memasuki tanggal kadaluarsanya. Ini akan membuat kamu jadi membeli lagi makanan tersebut karena takut kadaluarsa dan yang lama kamu buang begitu aja karena udah melebihi batas waktu kadaluarsanya.

4. Harga yang dibuat ganjil

Harga dibuat ganjil via digitalmarketer.id

Pernah dong lihat barang yang didisplay di etalase dikasih harga ganjil semcam Rp.4.999- dan bukannya Rp 5.000 sekalian padahal perbedaan 1 sen itu tetap nggak akan dikembalikan di meja kasir. Secara psikologis kamu akan menganggap angka 4 lebih murah daripada angka 5 sehingga nantinya kamu tergiur untuk membelinya. Padahal di kasir kamu tetap harus membayar 5.000 kan. Contoh lain kamu lebih memilih mie instan yang dilabeli harga 1.950 dibandingkan mie instan merek lain yang lebih kamu suka dengan harga 2.100. Cuma beda 150 rupiah lho.

5. Ukuran kemasan berbeda

Ukuran kemasan produk beda via aliexpress.com

Kadang produsen minuman dan makanan akan memberikan pilihan ukuran kemasan. Mulai dari yang mini, sedang, hingga jumbo untuk menyasar konsumen sesuai dengan kantong mereka. Berharap membeli yang ukuran besar akan memiliki jumlah yang lebih banyak, ternyata isinya nggak jauh beda. Hanya ukuran gelas, botol, atau kotaknya yang terlihat dua kali lebih besar. Padahal isinya cuma selisih dua tetes doang.

6. Nggak jujur soal komposisi

Tak jujur soal komposisi produk via mirzaidhams.com

Sudah menjadi peraturan jika produsen harus menampilkan komposisi bahan yang terkandung dalam produknya. Ini tentu untuk membuat para konsumen paham dan mengontrol apa yang mereka makan dari produk tersebut. Tapi kenyataannya banyak bahan-bahan yang disamarkan untuk menipu para konsumen dan tetap mau membelinya. Misalnya lemak babi yang diberi kode E100, E141, dan lainnya. Kenapa disamarkan?Biar kamu yang nggak doyan babi tetep beli dan menganggap nggak ada kandungan babi di dalamnya.

7. Istilah Zero yang nggak selalu nol

Istilah zero yang tak selalu nol via bukalapak.com

Pernah dong liat minuman bernergi yang pake istilah Zero Sugar, Zero Calorie, atau Zero Alcohol. Nah, kata zero di sini pengen ngasih tahu kalo nggak ada kandungan bahan tersebut di dalam komposisinya. Tapi pada kenyataannya itu hanya trik marketing aja biar orang-orang yang menghindari alkohol, gula berlebih, dan kalori dalam minumannya masih tetep mau membeli dan mengkonsumsinya. Padahal dalam pembuatannya tetep aja zat-zat tersebut masih dipake.

This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!

4 Aplikasi Ini Membantumu Mencapai Semua Resolusimu

4 Hal yang Bikin Jomblo Bangkit dari Keterpurukan