in ,

Israel Culik Greta Thunberg dan Aktivis di Kapal Bantuan Gaza, Ini Kronologi dan Kabar Terbarunya

Bagaimana kronologinya?

CakapCakapCakap People! Pasukan militer Israel menculik 11 aktivis yang berlayar menggunakan kapal Madleen yang membawa bantuan kemanusiaan untuk warga Gaza, Senin 9 Juni 2025. Salah satu dari aktivis tersebut termasuk aktivis lingkungan asal Swedia, Greta Thunberg.

Kapal milik koalisi Armada Kebebasan (Freedom Flotilla Coalition/FFC) dilaporkan telah mendekat ke perairan Gaza pada Senin 9 Juni 2025 sekitar pukul 01.17 dini hari. Namun, pasukan militer Israel rupanya telah menyiapkan pasukan elite angkatan laut untuk membajak kapal tersebut di perairan internasional.

“Nama saya Greta Thunberg, dan saya berasal dari Swedia. Jika kamu melihat video ini, kami telah dicegat dan diculik di perairan internasional oleh pasukan Israel,” ujar Greta Thunberg dalam sebuah video yang dibagikannya di Instagramnya, @gretathunberg, Senin 9 Juni 2025.

Israel Culik Greta Thunberg dan Aktivis di Kapal Bantuan Gaza, Ini Kronologi dan Kabar Terbarunya
Greta Thunberg [Foto: Instagram/gretathunberg]

Dirangkum dari berbagai sumber, berikut ini kronologi hingga kabar terbaru dari penculikan aktivis di kapal Madleen oleh pasukan Israel.

Kronologi Penculikan Aktivis di Kapal Madleen oleh Pasukan Israel

Kapar layar Madleen berangkat dari pelabuhan Catania di Sisilia, Italia selatan, pada Minggu 1 Juni 2025 menuju Gaza. Dilansir dari AP News, menurut penyelenggara, selain membawa bantuan kemanusiaan, seperti makanan, obat-obatan, dan susu formula, hingga produk kebersihan perempuan, kapal tersebut juga bertujuan untuk “mematahkan pengepungan Israel” atas wilayah yang hancur di Gaza.

Melalui akun @gazafreedomflotilla, para aktivis membagikan kabar terbaru mereka dalam misi kemanusiaan tersebut. Mulai dari membagikan pandangan mengapa berlayar ke Gaza sangat penting, hingga posisi kapal tersebut.

Pada Rabu 4 Juni 2025, salah satu aktivis melaporkan bahwa ada drone Israel yang terbang di atas kapal Madleen saat kapal tersebut berjarak 80 km dari Yunani. Menurut FFC, drone pengintai buatan Israel tersebut dikembangkan oleh Israel Aerospace Industries (IAI). Drone dengan daya tahan lama ini digunakan oleh beberapa militer, termasuk Israel dan Yunani, untuk mengontrol perbatasan, pemantauan maritim, dan pengumpulan intelijen.

“Melihat drone ini di atas Madleen, sebuah kapal sipil yang membawa bantuan kemanusiaan dan prostetik untuk anak-anak di Gaza, adalah pengingat yang mengerikan tentang betapa ketatnya pengawasan terhadap misi damai sekalipun,” ujarnya.

Hari-hari berikutnya, para aktivis kembali melaporkan bahwa ada drone Israel yang kembali mengintai kapal Madleen. Pada Minggu 8 Juni 2025, kapal Madleen berjarak hanya 160 km dari Gaza. Namun, menurut FFC, pasukan angkatan laut Israel menyergap kapal layar Madleen di perairan internasional. Sebagai informasi, aksi Israel ini melanggar Hukum Laut Internasional, yaitu kapal asing di laut internasional tidak boleh dihentikan secara paksa tanpa alasan hukum yang sah.

Hingga akhirnya, pada Senin 9 Juni 2025, akun @gazafreedomflotilla melaporkan bahwa para aktivis yang ada di kapal layar tersebut telah dicegat dan diculik oleh pasukan Israel. Para penumpang ditahan, komunikasi diputus, dan bahan bantuan disita.

“SOS! Para relawan di Madleen telah diculik oleh pasukan Israel,” kata FFC di saluran Telegram, dilansir dari Anadolu Agency.

Pelapor Khusus PBB Francesca Albanese, yang menghubungi kapten kapal lewat telepon, mengatakan, “Saat kapal dicegat, tidak ada yang terluka, kapten meminta saya untuk merekam.”

Albanese melaporkan mendengar tentara Israel berbicara sebelum sambungan terputus. “Saya kehilangan kontak dengan kapten saat dia memberi tahu saya bahwa ada kapal lain yang mendekat,” tambahnya.

“Madleen saat ini sedang diserang di perairan internasional. Drone mengelilingi kapal, menyemprotnya dengan zat seperti cat putih. Komunikasi terputus, dan suara-suara mengganggu diputar melalui radio,” tulis akun @gazafreedomflotilla.

Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan angkatan laut memerintahkan kapal layar Madleen untuk mengubah arah karena kapal layar disebut mendekat kepada “daerah terlarang”.

Dilansir dari Al Jazeera, tentara Israel memerintahkan para penumpang kapal Madleen untuk membuang ponsel mereka ke laut. Tentara Israel lalu merekam situasi tersebut, salah satunya saat mereka memberikan sandwich atau roti lapis dan botol air kepada awal kapal. Tak lama kemudian setelah penangkapan, tentara Israel mengunggah di X bahwa “kapal pesiar swafoto” telah dihentikan.

“Semua penumpang “kapal pesiar selfie” selamat dan tidak terluka. Mereka diberi roti lapis dan air. Pertunjukan berakhir,” tulis akun Kementerian Luar Negeri. Hal ini menuai kecaman dari publik karena Israel dianggap berusaha membuat narasi seolah-olah mereka menyelamatkan para awal kapal Madleen, padahal mereka sendiri yang mencegat bantuan kemanusiaan sampai di Gaza.

Kabar Terbaru Kapal Madleen: Aktivis Diperkirakan Ditahan di Fasilitas Penahanan di Israel

Para aktivis yang diculik tentara Israel sempat membagikan video di akun @gazafreedomflotilla, mengatakan bahwa jika dunia telah melihat video tersebut, artinya mereka telah diculik oleh tentara Israel di perairan internasional. Mereka meminta para teman, keluarga, dan masyarakat dunia untuk menghubungi Kementerian Luar negeri dari negara asal masing-masing aktivis untuk mendesak memberikan perlindungan bagi mereka yang telah ditahan Israel.

Kabar terbaru, @gazafreedomflotilla mengatakan bahwa 11 aktivis dan 1 jurnalis Al Jazeera yang berlayar di kapal Madleen saat ini berada di Pelabuhan Asdod di Israel.

“Mereka sedang diproses dan dipindahkan ke tahanan otoritas Israel,” ungkapnya.

Lebih lanjut, para aktivis dan jurnalis diperkirakan akan dipindahkan ke fasilitas penahanan Ramleh kecuali mereka setuju untuk segera pergi.

“Dalam hal ini mereka mungkin diizinkan untuk terbang keluar dari Tel Aviv paling cepat malam ini. Kami terus menuntut pembebasan segera semua relawan dan pengembalian bantuan yang disita,” tambahnya.

“Kawan-kawan Madleen kita yang diculik akan sebentar lagi menghadapi sebuah sistem di mana lebih dari 10.400 tahanan Palestina yang hilang disandera secara ilegal oleh pendudukan Israel—sebuah entitas yang tidak memiliki yurisdiksi, tidak memiliki dasar hukum, dan tidak memiliki hak untuk menyandera mereka,” lanjut akun @gazafreedomflotilla.

SUMBER ARTIKEL

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Profil Miguel Uribe Turbay, Capres Kolombia yang Ditembak di Kepala saat Kampanye

Profil Miguel Uribe Turbay, Capres Kolombia yang Ditembak di Kepala saat Kampanye

Inilah Daftar 23 Pemain Indonesia Lawan Jepang: Rizky Ridho Dicoret

Inilah Daftar 23 Pemain Indonesia Lawan Jepang: Rizky Ridho Dicoret