in ,

Mod Aki Aksa, Rumah Adat dari Suku Arfak Papua Barat yang Punya Seribu Kaki

Rumah adat ini terdiri dari dua pintu dan sama sekali tidak memiliki jendela

CakapCakap – Cakap People, bukan rahasia lagi jika Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai beragam suku dan budaya. Salah satu suku yang mendiami Indonesia ialah suku Arfak.

Suku tersebut bertempat di kaki pegunungan Arfak Papua, lebih tepatnya di kabupaten Manokwari dan secara geografis berlokasi di Papua Barat. Namun menariknya, suku tersebut memiliki rumah yang bernama rumah Kaki Seribu atau disebut juga Mod Aki Aksa (Igkojei).

Keunikan Rumah Kaki Seribu

Tidak memiliki jendela sama sekali. Gambar via wikipedia.org

Dikutip Kompas dari buku Khazanah Negeriku; Mengenal 33 Provinsi di Indonesia (2011) karangan Agung Bawantara dan kawan-kawan, salah satu rumah tradisional yang sering dijumpai di Papua Barat merupakan hunian adat kepunyaan suku Arfak yang dikenal dengan sebutan Mod Aki Aksa.

Rumah adat itu berupa rumah panggung yang terbuat dari bahan utama kayu serta beratapkan alang-alang. Hanya ada dua pintu di sana, yakni di bagian depan serta belakang. Sedangkan untuk jendela tidak ada sama sekali.

Hal unik lainnya ialah tiang penyangga yang terbilang banyak di seluruh bagian. Alhasil orang awam pun menyebutnya sebagai rumah kaki seribu.

Tiang-tiang penyangga itu mempunyai diameter sekitar 10 cm serta diatur dengan jarak kurang lebih 30 cm. Sehingga tiang penyangga tampak rapat jika dipandang.

Lantas, mengapa rumah tersebut tidak diberikan jendela? Tujuannya supaya rumah bisa melindungi penghuni dari cuaca dingin, serangan hewan buas, serta serangan suku lain yang mempunyai permusuhan dengan mereka.

Material Pembuat Rumah

Tiang penyangga terdiri dari kayu pohon. Gambar via ruangarsitek.id

Rumah dengan ukuran 8 x 6 meter itu mempunyai tinggi puncak atap sekitar antara 4,5 hingga 5 meter. Ia pun tak menggunakan penyangga besar seperti hunian pada umumnya. Melainkan memakai tiang penyangga berjumlah banyak yang terbuat dari kayu pohon dengan ukuran kecil dan disusun rapat.

Tinggi panggung ketika diukur dari dasar tanah kurang lebih 1 sampai 1,5 meter. Rumah tersebut biasanya digunakan oleh penduduk yang bertempat tinggal di wilayah pegunungan serta berhawa dingin.

Menariknya lagi, rumah adat tersebut juga memiliki bagian-bagian dengan fungsi yang berbeda. Misalnya saja Beitet (kamar khusus laki-laki), Run ti (tempat penyimpan harta benda), Lina (anak tangga), hingga Beigwei (kamar tidur khusus perempuan), dan masih banyak lagi Cakap People.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Ditemukan TNI di Hutan, Peluru Ini Menjadi Bukti Indonesia Pernah ‘Ganyang’ Malaysia?

Polisi Myanmar Gunakan Water Cannon Kepada Pengunjuk Rasa Anti-Kudeta; Demonstrasi Hari Ketiga Berturut-turut