CakapCakap – Cakap People! Ketegangan antara Iran dan Israel mencapai puncaknya pada Jumat 13 Juni 2025, setelah Iran meluncurkan lebih dari 100 drone ke wilayah Israel. Serangan tersebut dibalas Israel dengan operasi militer besar-besaran, melibatkan ratusan jet tempur dan ratusan serangan udara ke berbagai sasaran di Iran.
“Seluruh sistem pertahanan udara telah diaktifkan untuk mencegat ancaman tersebut,” kata juru bicara militer Israel (IDF), Effie Defrin, dalam pernyataan resminya seperti dilaporkan CNN.
“Ini adalah situasi yang berbeda dari yang pernah kami alami sebelumnya, dan kami bersiap menghadapi beberapa jam yang sulit,” tambahnya.

Sebagai respons langsung, militer Israel meluncurkan operasi udara berskala besar. Sebanyak 200 jet tempur dikerahkan untuk menggempur lebih dari 100 sasaran di Iran, termasuk instalasi militer dan target terkait program nuklir.
“Lebih dari 100 target telah dihantam di berbagai wilayah Iran,” ujar Defrin dalam konferensi pers yang disiarkan langsung. Ia juga menyebutkan bahwa lebih dari 330 jenis amunisi telah dijatuhkan dalam operasi yang ia sebut sebagai “bagian dari operasi yang presisi dan tersinkronisasi.”
Menurut Defrin, para pilot Israel “masih terus melancarkan serangan terhadap target-target militer dan sasaran terkait program nuklir di berbagai wilayah Iran.”
Sementara itu, Amerika Serikat mengeluarkan peringatan keamanan kepada seluruh pegawai pemerintah AS dan keluarganya di Israel. Dalam pernyataannya, Kedutaan Besar AS meminta mereka untuk segera berlindung di tempat menyusul kekhawatiran akan eskalasi yang semakin memburuk.
“Karena situasi keamanan saat ini, Kedutaan Besar AS menginstruksikan seluruh pegawai pemerintah dan keluarganya untuk berlindung di tempat hingga pemberitahuan lebih lanjut,” demikian isi imbauan tersebut.
Pemerintah AS juga mengingatkan warganya untuk tetap waspada, meningkatkan kesadaran akan keselamatan pribadi, dan mengetahui lokasi tempat perlindungan terdekat jika terjadi serangan mortir, roket, atau rudal.
“Lingkungan keamanan sangat kompleks dan dapat berubah dengan cepat,” tambah imbauan tersebut.
Langkah antisipasi juga diambil oleh pemerintah Yordania, yang memutuskan untuk menutup sementara wilayah udaranya. Keputusan ini diambil menyusul meningkatnya eskalasi militer di kawasan.
“Langkah pencegahan ini diambil sehubungan dengan eskalasi militer di kawasan,” kata Komisi Regulasi Penerbangan Sipil Yordania (CARC).
Kepala CARC, Haitham Misto, menjelaskan bahwa penutupan sementara wilayah udara tersebut sejalan dengan standar penerbangan sipil internasional dan keselamatan penerbangan, serta akan terus dievaluasi secara berkala.
Saat ini, baik Israel maupun Iran telah menutup wilayah udara mereka. Situs pelacak penerbangan Flightradar24 menunjukkan bahwa langit di atas kedua negara tampak hampir kosong pada Jumat pagi.