in ,

Dewan Keamanan PBB Gelar Pertemuan Tertutup, Bahas Paket Drone Iran ke Rusia

Para diplomat mengkonfirmasi pertemuan ini, di tengah kencangnya tuduhan bahwa Moskow menggunakan pesawat tak berawak asal Iran dengan target warga sipil Ukraina.

CakapCakapCakap People! Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis berencana untuk mengangkat isu dugaan pengiriman drone Iran ke Rusia dalam pertemuan tertutup Dewan Keamanan PBB, pada Rabu, 19 Oktober 2022.

Para diplomat mengkonfirmasi pertemuan ini, di tengah kencangnya tuduhan bahwa Moskow menggunakan pesawat tak berawak asal Iran dengan target warga sipil Ukraina.

Berbicara dengan syarat anonim, para diplomat mengatakan ketiga negara Barat akan meminta seorang pejabat PBB di Dewan Keamanan untuk memberi penjelasan singkat kepada anggota mengenai pengiriman paket drone Iran ke Rusia itu.

Dewan Keamanan PBB Gelar Pertemuan Tertutup, Bahas Paket Drone Iran ke Rusia
Pemandangan drone selama latihan militer di lokasi yang dirahasiakan di Iran, dalam gambar handout ini yang diperoleh pada 24 Agustus 2022. [Iranian Army/WANA (West Asia News Agency)/Handout via REUTERS]

Rusia meluncurkan lusinan drone “kamikaze”, atau kendaraan udara tak berawak (UAV), di Ukraina pada Senin, 17 Oktober 2022. Agresi itu menghantam infrastruktur energi dan menewaskan lima orang di ibu kota Kyiv.

Ukraina menyebut mereka adalah drone serang Shahed-136 buatan Iran – amunisi liar yang meluncur menuju target mereka sebelum jatuh dengan kecepatan tinggi dan meledak saat terjadi benturan. Kyiv pada Selasa, 18 Oktober 2022, berencana memutuskan hubungan dengan Iran karena penggunaan drone itu.

Teheran membantah memasok drone ke Moskow, sementara Washington mengatakan penolakan Iran adalah kebohongan. Kremlin pada Selasa membantah pasukannya telah menggunakan pesawat tak berawak Iran untuk menyerang Ukraina.

Mengutip pejabat saat ini, dan mantan pejabat AS, New York Times melaporkan pada Selasa, bahwa Iran telah mengirim pelatih ke wilayah Ukraina yang diduduki Moskow untuk membantu Rusia soal armada pesawat tak berawak yang mereka beli dari Teheran.

Surat kabar itu mewartakan, para pelatih Iran beroperasi dari pangkalan militer Rusia di Krimea, di mana banyak dari drone telah bermarkas sejak dikirim dari Iran. Para pelatih itu disebut berasal dari Korps Pengawal Revolusi Islam, bagian dari militer Iran yang dianggap Washington sebagai organisasi teroris.

“Meskipun kami tidak akan mengomentari kebocoran intelijen yang diklaim, kami telah memperingatkan sejak Juli bahwa Iran berencana untuk memberikan senjata ke Rusia untuk digunakan melawan Ukraina,” kata seorang Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS.

Dua pejabat senior Iran dan dua diplomat Iran mengatakan kepada Reuters bahwa Iran telah berjanji untuk memberi Rusia rudal darat-ke-darat, di samping lebih banyak drone.

Penduduk setempat melihat bagian dari kendaraan udara tak berawak (UAV), yang oleh otoritas Ukraina dianggap sebagai pesawat tak berawak Shahed-136 buatan Iran, setelah serangan pesawat tak berawak Rusia, di tengah serangan Rusia ke Ukraina, di Kyiv, Ukraina 17 Oktober 2022. [Foto: REUTERS/Vladyslav Musiienko]

Secara terpisah, Ukraina telah mengundang para ahli PBB untuk menyelidiki dugaan penggunaan drone Iran oleh Rusia.

Menurut sebuah surat yang dilihat oleh Reuters, langkah itu dianggap melanggar Resolusi 2231 Dewan Keamanan PBB yang mendukung kesepakatan nuklir Iran 2015.

Surat itu, tertanggal 14 Oktober, menyatakan, pada akhir Agustus 2022, pesawat tak berawak seri Shahed dan Mohajer dipindahkan ke Rusia. Ukraina dan negara-negara besar Barat menilai itu sebagai pelanggaran resolusi 2231, yang mendukung kesepakatan nuklir Iran 2015.

Pakta itu membatasi program nuklir Teheran, mempersulit Teheran untuk mengembangkan senjata atom, sambil mengurangi sanksi ekonomi. Di bawah resolusi tersebut, embargo senjata konvensional terhadap Iran berlaku hingga Oktober 2020.

Terlepas dari upaya AS di bawah mantan Presiden Donald Trump untuk memperpanjang embargo senjata, Dewan Keamanan telah menolaknya, dan kemudian mengizinkan Iran akan melanjutkan ekspor senjata. Trump telah mengeluarkan Washington dari kesepakatan nuklir dengan Iran pada 2018.

Namun, Ukraina, bersama dengan Amerika Serikat, berpendapat, resolusi tersebut masih mencakup pembatasan rudal dan teknologi terkait hingga Oktober 2023 dan dapat mencakup ekspor dan pembelian sistem militer canggih seperti drone.

Dalam surat itu, Ukraina mengatakan drone Iran, UAV Mohajer dan Shahed yang dikirim ke Rusia, memenuhi parameter yang ditentukan di bawah 2231. Alasannya karena mereka mampu mencapai jangkauan yang sama dengan atau lebih besar dari 300 kilometer.

SUMBER ARTIKEL

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Iran Kirim Rudal dan Drone Kamikaze ke Rusia, meski Terancam Sanksi Barat

Korea Utara Tembakkan Ratusan Peluru Artileri saat Korea Selatan Latihan Militer