Ribuan Warga Rusia Berbondong-bondong Lari dari Wajib Militer ke Georgia

CakapCakap – Cakap People! Banyak warga Rusia yang berusaha menghindari wajib militer berbondong-bondong menuju Georgia, dan menyebabkan kemacetan lalu lintas di rute jalan menuju perbatasan.

Kendaraan-kendaraan diparkir di dekat kota Vladikavkaz di wilayah Ossetia Utara Rusia, yang berbatasan dengan Georgia, sementara banyak orang mengantri untuk mendapatkan makanan dan minuman di pos-pos bantuan yang didirikan oleh sukarelawan di dekat perbatasan Kazbegi.

Ada penurunan yang cukup besar dalam jumlah orang yang mencoba melakukan perjalanan dengan berjalan kaki, di tengah laporan masalah keamanan di pembatasan.

Kebanyakan orang berada di mobil atau bus yang juga penuh dengan koper dan bahkan barang-barang perabotan rumah tangga.

Awal pekan ini, pemerintah Georgia mengatakan hampir 79 ribu warga Rusia telah memasuki negara itu sejak Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan mobilisasi militer parsial. Putin memanggil sekitar 300 ribu tentara cadangan untuk bertempur di Ukraina.

Putin Umumkan Mobilisasi Militer Parsial di Rusia

Sebagaimana diketahui sebelumnya, Presiden Vladimir Putin pada Rabu, 21 September 2022, mengumumkan mobilisasi militer parsial di Rusia.

“Saya menganggap perlu untuk mendukung proposal Kementerian Pertahanan dan Kepala Staf Umum Militer untuk menyatakan mobilisasi parsial di Federasi Rusia,” kata Putin dalam pidato yang disiarkan televisi, seperti dikutip kantor berita Anadolu.

Dengan keputusan terkait yang sudah ditandatangani, kegiatan mobilisasi dimulai pada hari Rabu, 21 September 2022.

Lalu apa arti mobilisasi militer parsial ini?

Menurut dekrit yang dipublikasikan di situs Kremlin, warga Rusia berusia antara 18 hingga 50 tahun wajib terlibat dalam mobilisasi militer atau wajib militer, dan mereka akan dibayar sebanyak personel militer yang bertugas di bawah kontrak.

Kontrak staf militer profesional akan diperpanjang secara otomatis hingga akhir masa mobilisasi. Orang-orang yang bekerja di perusahaan yang memproduksi senjata dibebaskan dari wajib militer.

Putin menjelaskan bahwa keputusan itu diambil karena panjang garis tempur, yang melebihi 1.000 kilometer.

“Hari ini Angkatan Bersenjata kami, seperti yang telah saya katakan, beroperasi di garis kontak tempur, yang melebihi 1.000 kilometer, menentang tidak hanya formasi neo-Nazi, tetapi sebenarnya seluruh mesin militer kolektif Barat,” ujar dia.