CakapCakap – Cakap People! Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) keluarkan peringatan potensi ancaman gempa megathrust. Bersama dengan itu, disebutkan bahwa ada 3 zona megathrust di Indonesia yang bisa terjadi sewaktu-waktu tanpa diprediksi dan memicu bencana besar.

Mengutip dari CNN Indonesia, Kepala BMKG Teuku Faisal Fathani menyampaikan pada Rabu, 5 November 2025, “Negara kita berada di pertemuan tiga lempeng aktif dunia dengan 13 segmen megathrust yang sebagian belum melepaskan energi tektoniknya. Ini berarti potensi gempa besar masih mungkin terjadi kapan saja.”
Dari 13 zona tersebut, ada 3 zona megathrust yang belum mengalami gempa besar dalam ratusan tahun terakhir, yaitu Megathrust Mentawai-Siberut dengan ancaman gempa M8,9, Megathrust Selat Sunda-Banten dengan ancaman gempa M8,7, dan Megathrust Sumba dengan ancaman gempa M8,5, sebagaimana dikutip dari CNBC Indonesia. “Diduga kuat saat ini sedang terjadi proses akumulasi energi tektonik yang dapat merilis gempa besar sewaktu-waktu tanpa dapat diprediksi,” imbuhnya.
Apa Itu Megathrust?
Megathrust merupakan gempa bumi skala besar yang terjadi di zona subduksi, yakni pertemuan antar lempeng tektonik Bumi di mana satu lempeng meluncur di bawah lempeng lain yang umumnya berada di lautan.
Megathrust mencatat sejarah bencana alam besar yang tak terbatas pada gempa dahsyat, tapi juga menimbulkan tsunami. Zona megathrust diperkirakan dapat ‘pecah’ secara berulang dengan jeda waktu hingga ratusan tahun. Contohnya Megathrust Sunda di Indonesia, Palung Peru-Chile di Amerika Selatan, Palung Nankai di Jepang, dan zona subduksi Cascadia di Pasifik Barat Laut Amerika Utara.
Di Indonesia sendiri, BMKG merekam ada 850 kali gempa sepanjang 2025. Data tersebut menegaskan ancaman nyata gempa bumi di tanah air.
