in ,

Malaysia Catat Rekor 9.020 Kasus COVID-19 dan 98 Kematian Dalam Sehari; Lockdown Total Mulai Juni

Malaysia mencatat rekor infeksi baru selama lima hari berturut-turut, sehingga jumlah total kasus COVID-19 di negara itu menjadi 558.534.

CakapCakapCakap People! Malaysia pada Sabtu, 29 Mei 2021, melaporkan rekor 9.020 kasus COVID-19 baru, termasuk juga mencatat rekor kematian 98 orang dalam 24 jam terakhir. Itu merupakan tertinggi sejak pandemi dimulai di negara tersebut.

Sementara itu, kelompok bisnis Malaysia meminta informasi lebih lanjut tentang lockdown total mendatang yang akan dirilis segera.

Setelah berita tersiar pada hari Jumat, 28 Mei 2021, tentang peintah lockdown total dua minggu yang dimulai Selasa depan, 1 Juni 2021, presiden Asosiasi UKM Malaysia Michael Kang mengatakan mereka mendukung langkah tersebut, dan berharap akan ada solusi bagi bisnis untuk bertahan hidup, mengutip laporan The Straits Times.

Malaysia perlu melakukan lockdown nasional untuk melihat perubahan drastis dalam situasi Covid-19 yang memburuk, kata seorang praktisi medis. FOTO: REUTERS

“Dari survei kami sendiri, kami menemukan bahwa lockdown total dapat menyebabkan penutupan 40 persen UKM (usaha kecil dan menengah). Jadi pemerintah perlu menghasilkan solusi yang sama-sama menguntungkan untuk semua,” tambahnya.

Ia mendesak pemerintah untuk memulai swab test nasional besar-besaran untuk melacak sumber infeksi dan menghentikan penyebaran COVID-19.

Malaysia mencatat rekor infeksi baru selama lima hari berturut-turut, sehingga jumlah total kasus COVID-19 di negara itu menjadi 558.534.

Federasi Produsen Malaysia (FMM), Penang, juga mendukung keputusan tersebut, dengan presidennya Jimmy Ong mengatakan: “Kami memahami pemerintah harus melakukan ini. Yang kami butuhkan sekarang adalah SOP (standard operating procedure) yang harus diumumkan dengan cepat untuk menghindari kebingungan dan kesalahpahaman. “

Kementerian Perindustrian dan Perdagangan Internasional (Miti) telah dua kali mengeluarkan bantahan yang menyangkal daftar industri yang diizinkan beroperasi selama lockdown total mulai 1-14 Juni, setelah versi daftar itu beredar di media sosial.

Presiden Asosiasi Koalisi Praktisi Medis Malaysia, Dr Raj Kumar Maharajah, mengatakan bahwa negara tersebut perlu melakukan lockdown nasional untuk melihat perubahan drastis.

“Tidak bisa dihindari, melihat jumlah kasus yang sudah mencapai lebih dari 8.000. Fasilitas kesehatan kita sudah di ambang kehancuran dan tidak ada jalan lain,” tambahnya.

Presiden Asosiasi Dokter Kesehatan Masyarakat Malaysia, Datuk Dr Zainal Ariffin Omar, mengatakan bahwa meskipun langkah tersebut dilakukan agak terlambat, pemerintah membuat keputusan yang tepat.

Dia mengatakan bahwa sebagian besar ahli kesehatan masyarakat memperkirakan penutupan akan dilaksanakan awal pekan lalu.

“Kami sangat berharap masyarakat mengikuti SOP dengan ketat,” ujarnya.

Presiden Masyarakat Penyakit Menular dan Kemoterapi Malaysia, Profesor Zamberi Sekawi, mengatakan bahwa perintah pengendalian gerakan (MCO) yang longgar saat ini tidak berhasil.

“Pemerintah telah berbaik hati mengizinkan bisnis tetap berjalan, tetapi masyarakat tidak mematuhi SOP dan hampir setiap hari kami mendengar kasus ketidakpatuhan,” tambahnya.

Dia mengatakan sudah saatnya orang mengerti bahwa negara itu berada dalam situasi yang mengerikan dan saat ini salah satu yang paling terpukul di dunia.

“Garis depan medis kita kewalahan, unit perawatan intensif (ICU) kita penuh sesak dan kamar mayat sangat penuh sehingga mereka harus menambahkan trailer untuk menyimpan jenazah karena tingginya jumlah kematian COVID-19,” tambahnya.

Konsultan penyakit menular Rumah Sakit Penang Chow Ting Soo mengatakan sistem perawatan kesehatan nasional telah dikembangkan semaksimal mungkin.

Ilustrasi virus corona. [Foto: Reuters]

Banyak warga Malaysia di media sosial menyambut baik pengumuman pemerintah tentang lockdown penuh.

Samantha Tan mengatakan bahwa dia “sangat berterima kasih” atas keputusan tersebut.

“Tidak ada keluhan (dari saya)! Mari kita lakukan, warga Malaysia. Sekarang atau tidak sama sekali. Kita tidak mampu lagi menanggung kematian dan infeksi,” katanya.

Meskipun setuju dengan keputusan tersebut, pengguna Facebook Thiru Senthan mengatakan keadaan infeksi COVID-19 di Malaysia tidak akan seperti sekarang jika “ini diterapkan sejak awal”.

Namun, tidak semua orang di media sosial menerima pengumuman itu secara positif.

Tampak skeptis, pengguna Facebook Shoddy Singh mengatakan dia akan memilih untuk menunggu dan melihat apa yang dikategorikan dalam layanan ekonomi esensial terlebih dahulu sebelum menarik kesimpulan apapun.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

CEO TikTok Pilih Mengundurkan Diri Agar Punya Banyak Waktu untuk Melamun

Miliarder Jepang Bakal ‘Meluncur’ ke Stasiun Luar Angkasa pada Desember 2021 Mendatang