China Laporkan 49 Kasus COVID-19 Baru di Tengah Wabah Delta di Nanjing

CakapCakap – Cakap People! China melaporkan pada Kamis, 29 Juli 2021, sebanyak 49 kasus baru COVID-19, turun dari 86 sehari sebelumnya. Demikian menurut otoritas kesehatan nasional, di tengah wabah varian Delta yang sangat menular di kota timur Nanjing.

Infeksi lokal menyumbang 24 dari kasus yang terdeteksi pada hari Rabu, turun dari 55 hari sebelumnya, kata Komisi Kesehatan Nasional, seperti dikutip Reuters.

Sebagian besar kasus lokal dilaporkan di provinsi timur Jiangsu, katanya, di mana Nanjing adalah ibu kota provinsi.

Tiga kasus penularan lokal lainnya berada di provinsi barat Sichuan, dan satu di ibu kota, Beijing.

Kantor berita resmi Xinhua melaporkan bahwa penelusuran wabah Nanjing menunjukkan sumbernya adalah staf yang tidak cukup terlindungi yang membersihkan pesawat setelah penerbangan internasional.

Pejabat mengumumkan penutupan sementara Bandara Internasional Nanjing Lukou pada hari Selasa. Kota ini sedang melakukan pengujian asam nukleat putaran ketiga, menurut televisi pemerintah.

Virus corona baru muncul di pusat kota Wuhan pada akhir 2019 dan sejak itu, China telah mengambil pendekatan tanpa toleransi terhadap infeksi, dengan cepat menguji sebagian besar populasinya dan melacak kontak kasus positif.

Total kasus COVID-19 yang dikonfirmasi di China daratan mencapai 92.811, dan jumlah kematian tetap 4.636.

China juga melaporkan 14 kasus baru tanpa gejala (asimtomatik), yang tidak diklasifikasikan sebagai kasus yang dikonfirmasi.

China pada Kamis, 29 Juli 2021, melaporkan wabah kecil COVID-19 yang didorong oleh varian Delta di tiga provinsi ketika klaster yang terkait dengan bandara timur menyebar meskipun ada pengujian massal dan dorongan vaksinasi.

Gejolak, yang dimulai setelah sembilan pekerja di bandara Nanjing dinyatakan positif pada 20 Juli 2021, sejak itu terlihat 171 kasus terdeteksi di provinsi Jiangsu, sementara infeksi telah menyebar ke setidaknya empat provinsi lain.

Ini adalah penyebaran terbesar secara geografis selama beberapa bulan, menantang upaya penahanan agresif China yang mengandalkan pengujian massal, penguncian, dan pelacakan kontak cepat.