Jati Sunarto
CakapCakap – Cakap People! Kapan jadwal puasa ayyamul bidh bulan ini? Bulan Agustus 2025 bertepatan dengan bulan Safar dalam kalender Hijriah. Biasanya setiap bulan, umat Islam mengerjakan puasa ayyamul bidh yang jatuh di pertengahan bulan.
Dilansir NU Online, secara bahasa ayyamul bidh berarti hari-hari cerah. Maksudnya adalah hari yang memiliki malam cerah tersinari oleh bulan yang bertepatan dengan tanggal 13, 14 dan 15. Selama tiga hari itu, umat Islam dianjurkan untuk menunaikan ibadah sunnah puasa ayyamul bidh.
Mengutip detikSumbagsel, berikut adalah rincian jadwal lengkap beserta bacaan niat dan keutamaan puasa ayyamul bidh.
Jadwal Puasa Ayyamul Bidh Agustus 2025
Berdasarkan penanggalan Islam terbitan Kementerian Agama RI, tanggal 1 Agustus bertepatan dengan 7 Safar 1447 Hijriah. Dengan begitu, tanggal 13 akan jatuh pada Kamis, 7 Agustus 2025. Berikut ini rincian lengkap jadwal puasa ayyamul bidh-nya:
– Kamis, 13 Safar 1447 H: 7 Agustus 2025
– Jumat, 14 Safar 1447 H: 8 Agustus 2025
– Sabtu, 15 Safar 1447 H: 9 Agustus 2025
Permulaan puasa sunnah ini bertepatan dengan puasa Kamis, sehingga umat Islam dapat melangsung dua puasa sekaligus dengan membaca niat di waktu sahur atau malam harinya. Untuk puasa ayyamul bidh harus dilakukan sebanyak tiga hari berturut-turut sebagaimana kententuan syariat.
Niat Puasa Ayyamul Bidh
Pembacaan niat puasa ayyamul bidh bisa diucapkan dalam hati ataupun secara lisan. Niat ini dibaca pada waktu malam hari hingga sebelum terbitnya fajar. Bagi yang lupa atau mendadak ingin melaksanakan puasa ayyamul bidh boleh membaca niat pada siang hari asalkan belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa sejak terbit fajar hingga munculnya keinginan untuk puasa.
نَوَيْتُ صَوْمَ أَيَّامِ الْبِيضِ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Arab Latin: Nawaitu shouma ayyaamil biidh sunnatan lillaahi ta’aalaa.
Artinya: “Aku niat puasa ayyamul bidh, sunah karena Allah Ta’ala.”
Keutamaan Puasa Ayyamul Bidh
Disebutkan bahwa berpuasa tiga hari setiap bulan sama seperti puasa sepanjang tahun. Hal itu disampaikan Imam As-Subki dan para ulama lainnya. Sebagaimana berkaitan dengan sebuah riwayat berikut ini:
عَنْ أَبِي ذَرٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: أَنَّ النَّبِيَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَنْ صَامَ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ ثَلَاثَة أَيَّام، فَذَلِكَ صِيَامُ الدَّهْرِ، فَأَنْزَلَ اللهُ تَصْدِيقَ ذَلِكَ فِي كِتَابهِ الْكَرِيم: مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَة فَلهُ عشر أَمْثَالهَا [الأنعام: 160]. اَلْيَوْمُ بِعشْرَةِ أَيَّامٍ (رَوَاهُ ابْن ماجة وَالتِّرْمِذِيّ. وَقَالَ: حسن .وَصَححهُ ابْن حبَان من حَدِيث أبي هُرَيْرَة رَضِيَ اللهُ عَنْه)
Artinya, “Diriwayatkan dari Abu Dzar ra, sungguh Nabi saw bersabda: ‘Siapa saja yang berpuasa tiga hari dari setiap bulan, maka puasa tersebut seperti puasa sepanjang tahun. Kemudian Allah menurunkan ayat dalam kitabnya yang mulai karena membenarkan hal tersebut: ‘Siapa saja yang datang dengan kebaikan maka baginya pahala 10 kali lipatnya’ [QS al-An’am: 160]. Satu hari sama dengan 10 hari’.”
(HR Ibnu Majah dan at-Tirmidzi. Ia berkata: “Hadits ini hasan.” Ibnu Majah juga menilanya sebagai hadits shahih dari jalur riwayat Abu Hurairah ra). (Abu Bakar Ibnus Sayyid Muhammad Syatha ad-Dimyathi, I’ânatut Thâlibîn, [Beirut, Dârul Fikr], juz II, halaman 269; dan Ibnul Mulaqqin, Tuhfatul Muhtâj ilâ Adillatil Manhâj, [Makkah, Dâru Harrâ’: 1406 H], juz II, h. 109-110).
