CakapCakap – Cakap People! Hindari mengonsumsi sejumlah ikan laut tertentu yang rawan zat berbahaya. Ikan apa saja yang dimaksud? Ikan dikenal sebagai sumber protein sehat, kaya omega-3, dan baik untuk jantung. Namun, tidak semua ikan aman dikonsumsi.
Sejumlah penelitian mengungkap bahwa beberapa jenis ikan justru mengandung zat berbahaya, seperti logam berat hingga bahan kimia beracun, yang dapat menimbulkan risiko kesehatan jangka panjang.

Berikut lima jenis ikan yang sebaiknya dihindari, seperti dikutip dari mylivelobster.
1. Tilapia Budidaya
Tilapia kerap dibudidayakan di perairan dengan kualitas rendah dan diberi pakan yang tidak higienis, seperti kotoran hewan dan bahan kimia berbahaya. Kandungan dioxin dan senyawa dibutylin pada ikan ini dapat menumpuk dalam tubuh hingga 10 tahun dan dikaitkan dengan berbagai penyakit serius. Rasio asam lemak omega-6 dan omega-3 yang tidak seimbang juga menambah risiko peradangan dalam tubuh.
2. Salmon Budidaya
Salmon liar terkenal sehat, tetapi salmon budidaya justru berpotensi berbahaya. Penelitian menemukan kandungan polychlorinated biphenyls (PCB) dalam salmon budidaya delapan kali lebih tinggi dibanding salmon tangkapan liar. PCB dan dioxin termasuk zat karsinogenik, sementara kandungan lemak dan logam beratnya pun lebih tinggi.
3. Ikan Pedang / Todak
Sebagai predator puncak, ikan pedang mengonsumsi banyak ikan kecil yang mengandung merkuri. Akibatnya, kadar merkuri pada dagingnya sangat tinggi. Badan lingkungan internasional, termasuk Environmental Defense Fund, menyarankan anak-anak dan ibu hamil untuk tidak mengonsumsi ikan ini.
4. King Mackerel
King mackerel adalah salah satu ikan dengan kandungan merkuri paling tinggi di lautan. Paparan merkuri berlebih dapat merusak sistem saraf, ginjal, dan meningkatkan risiko gangguan perkembangan pada anak. Jenis mackerel lain seperti North Atlantic mackerel relatif lebih aman.
5. Udang Budidaya Impor
Sekitar 25-35 persen pasokan udang impor sering ditolak karena terkontaminasi antibiotik, bahan kimia, dan bakteri. Meski sebagian berhasil masuk pasar, kandungan residu kimia dan karsinogen pada udang ini tetap menjadi ancaman bagi kesehatan.