CakapCakap – Cakap People! Siapa saja yang tidak disarankan untuk konsumsi pepaya? Ternyata tidak semua orang boleh makan pepaya. Bahkan menurut para ahli, ada beberapa kondisi kesehatan tertentu yang membuat konsumsi pepaya justru bisa berbahaya.
Dilansir dari The Daily Jagran dan News18, pepaya memang mengandung enzim dan senyawa aktif yang kuat, yang bisa berdampak negatif pada kelompok tertentu.

Berikut adalah kelompok orang yang tidak disarankan mengonsumi pepaya.
1. Ibu Hamil, Terutama pada Trimester Pertama
Pepaya muda tidak disarankan untuk dikonsumsi ibu hamil. Buah ini mengandung lateks alami dan enzim papain, yang dalam jumlah tinggi bisa memicu kontraksi rahim.
Dilansir dari News18, Dr. Sunil Kumar Suman menjelaskan bahwa pepaya mentah dapat meningkatkan risiko keguguran atau kelahiran prematur jika dikonsumsi secara berlebihan. Kandungan latex dalam pepaya bisa membuat rahim terstimulasi, yang tentu berisiko bagi kehamilan, terutama di trimester pertama.
2. Pengidap Alergi Lateks
Tahukah kamu bahwa pepaya punya kandungan latex alami? Nah, kalau kamu termasuk orang yang punya alergi terhadap lateks, sebaiknya hindari pepaya.
Dilansir dari The Daily Jagran, reaksi alergi terhadap lateks bisa memicu ruam kulit, sesak napas, atau bahkan anafilaksis pada beberapa orang. Hal ini disebabkan karena sistem imun tubuh salah mengenali protein dalam pepaya sebagai ancaman.
Alergi ini juga bisa memicu gejala seperti gatal-gatal, pembengkakan bibir atau lidah, hingga mual. Jadi, kalau kamu pernah mengalami gejala alergi setelah mengonsumsi pepaya, segera periksakan diri dan berhentilah mengonsumsinya.
3. Orang dengan Masalah Pencernaan Serius
Meskipun pepaya sering dipromosikan sebagai buah yang baik untuk melancarkan pencernaan karena kandungan enzim papainnya, ternyata konsumsi berlebihan bisa berdampak sebaliknya. Kandungan enzim dan serat tinggi dalam pepaya dapat menyebabkan gangguan pencernaan seperti diare, perut kembung, dan rasa tidak nyaman di perut, terutama jika dikonsumsi dalam jumlah besar dan dalam kondisi mentah.
Untuk kamu yang punya sindrom iritasi usus (IBS), kolitis, atau penyakit lambung lainnya, terlalu banyak makan pepaya bisa memperparah gejala. Karena itu, sebaiknya batasi porsinya dan perhatikan reaksi tubuh setelah mengonsumsinya.
4. Penderita Diabetes yang Tidak Terkontrol
Buah pepaya memang termasuk buah dengan indeks glikemik rendah, tapi konsumsi dalam jumlah besar tetap bisa memengaruhi kadar gula darah, terutama jika tidak diimbangi dengan pola makan sehat lainnya. Pepaya matang mengandung fruktosa alami yang jika dikonsumsi berlebihan bisa meningkatkan kadar glukosa dalam darah.
Bagi penderita diabetes yang belum terkontrol, hal ini bisa berisiko memperburuk kondisi. Jika kamu mengidap diabetes, sebaiknya konsultasikan ke dokter atau ahli gizi terkait porsi dan frekuensi konsumsi pepaya dalam menu harianmu.
5. Orang yang Sedang Mengonsumsi Obat Pengencer Darah
Salah satu kandungan dalam pepaya adalah vitamin K, yang bisa berinteraksi dengan obat-obatan tertentu seperti warfarin atau aspirin. Interaksi ini bisa mengganggu efektivitas obat pengencer darah, sehingga meningkatkan risiko perdarahan atau pembekuan darah yang tidak normal.
Beberapa senyawa dalam pepaya juga dapat berinteraksi dengan obat lain, terutama jika dikonsumsi dalam bentuk jus konsentrat atau suplemen. Oleh karena itu, jika kamu sedang dalam pengobatan tertentu, diskusikan konsumsi pepaya dengan tenaga medis untuk menghindari komplikasi.
6. Bayi di Bawah Usia 6 Bulan
Meskipun pepaya termasuk buah yang lembut dan mudah dicerna, bayi berusia di bawah 6 bulan tidak disarankan mengonsumsinya, baik dalam bentuk jus maupun bubur. Organ pencernaan bayi yang masih berkembang belum siap menerima kandungan enzim dan serat dari pepaya.
Selain itu, lateks alami dalam pepaya bisa memicu reaksi alergi atau gangguan pencernaan pada bayi yang belum memiliki sistem imun sempurna. Jika kamu ingin mengenalkan pepaya sebagai MPASI, tunggu hingga usia bayi cukup dan konsultasikan dengan dokter anak mengenai porsinya.