in ,

Mengenal Hipovolemia, Kondisi Kekurangan Cairan yang Bisa Bikin Tubuh Drop

Sayangnya, gejalanya sering disalahartikan sebagai kelelahan biasa

CakapCakapCakap People! Apakah kamu pernah merasa tiba-tiba lemas, jantung berdebar, atau bahkan pusing saat berdiri? Waspadalah, itu bisa jadi tanda tubuh kamu mengalami hipovolemia. Apa itu?

Hipovolemia adalah kondisi medis serius yang terjadi saat tubuh kehilangan banyak cairan. Sayangnya, gejalanya sering disalahartikan sebagai kelelahan biasa.

Jika dibiarkan, kondisi ini bisa menyebabkan penurunan tekanan darah drastis hingga gagal organ. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengetahui tanda-tandanya sejak awal.

Mengenal Hipovolemia, Kondisi Kekurangan Cairan yang Bisa Bikin Tubuh Drop
Ilustrasi

Mari kenali apa itu hipovolemia, gejalanya, serta cara menghindarinya agar tubuh tetap fit sepanjang hari. Dirangkum dari laman Very Well Health dan Cleveland Clinic, berikut penjelasan selengkapnya.

Apa Itu Hipovolemia?

Hipovolemia sering dianggap sama dengan dehidrasi, padahal keduanya berbeda. Dehidrasi artinya tubuh kekurangan cairan secara keseluruhan, sementara hipovolemia lebih spesifik lagi yaitu volume cairan dalam pembuluh darah yang menurun drastis.

Tubuh kita sebagian besar terdiri dari cairan, dan saat mengalami hipovolemia, kamu bisa kehilangan lebih dari 15 persen dari total cairan di sistem peredaran darah. Kondisi ini tentu saja tidak boleh diremehkan.

Hipovolemia bisa berkembang cepat jadi kondisi darurat medis. Bahkan, dalam kasus berat, bisa menyebabkan syok hipovolemik yang berisiko fatal.

Gejala Hipovolemia

Tanda-tanda hipovolemia sering kali muncul diam-diam tanpa disadari. Di tahap awal, gejalanya bisa berupa rasa haus berlebihan, kulit terasa kering, dan tubuh gampang lemas.

Jika dibiarkan, kondisi ini bisa makin parah dengan munculnya tekanan darah rendah, napas jadi cepat, dan detak jantung tidak beraturan. Kadang juga disertai pusing saat berdiri, lelah berlebihan, atau bahkan penurunan kesadaran.

Di beberapa kasus, hipovolemia bisa membuat kamu kebingungan atau disorientasi karena otak kekurangan suplai darah.

Siapa yang Rentan Terkena Hipovolemia?

Meskipun hipovolemia ini bisa dialami siapa saja, tapi ada beberapa kelompok yang lebih rentan. Contohnya, lansia, penderita diabetes, atau kamu yang sering olahraga di cuaca panas.

Pasien pasca operasi dan penderita penyakit kronis juga punya risiko lebih tinggi kehilangan cairan tubuh. Kondisi ini sering kali sulit dikenali karena gejalanya yang samar.

Kalau kamu sering pusing saat bangun atau berdiri, bisa jadi itu tanda tubuh mulai kekurangan cairan. Apalagi kalau kamu punya riwayat tekanan darah rendah atau anemia, lebih baik segera periksa.

Cara Mencegah dan Mengatasi Hipovolemia

Langkah paling sederhana untuk mencegah hipovolemia adalah dengan rutin minum cukup air setiap hari. Usahakan minum minimal 8 gelas, atau lebih saat kamu banyak berkeringat atau beraktivitas berat.

Kalau gejalanya masih ringan, kamu bisa konsumsi cairan elektrolit untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang. Tapi kalau sudah parah, penanganan medis seperti infus atau transfusi biasanya diperlukan.

Selain itu, hindari aktivitas fisik berlebihan di cuaca ekstrem dan selalu kenali tanda awal dehidrasi. Semakin cepat ditangani, semakin kecil risikonya berkembang jadi kondisi yang berbahaya.

 

 

SUMBER ARTIKEL

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Sudah Tahu? Ini 5 Manfaat Tersembunyi Buah Plum untuk Kesehatan

Sudah Tahu? Ini 5 Manfaat Tersembunyi Buah Plum untuk Kesehatan