CakapCakap – Cakap People! Meledaknya kapal selam Titan di tengah perjalanan untuk melihat bangkai kapal Titanic kembali menyoroti mengenai bahaya ekspedisi laut dalam.
RMS Titanic, menabrak bongkahan es pada 14 April 1912 dalam pelayaran dari Southampton, Inggris, menuju New York, Amerika Serikat (AS). Kapal itu tenggelam sekira 900 mil (1.450 km) timur Cape Cod, Massachusetts pada kedalaman 3.800 meter, merenggut nyawa 1.500 penumpang dan krunya.
Hingga kini, tempat peristirahatan akhir Titanic memiliki unsur bahaya tersendiri. Untuk mengunjungi lokasi salah satu bangkai kapal paling terkenal di dunia itu adalah sebuah tantangan besar.
Ini terlihat dari insiden meledaknya kapal selam wisata Titan yang membawa lima penumpang yang ingin melihat sisa-sisa bangkai kapal Titanic.
Diwartakan BBC Indonesia, keadaan area dasar laut di sekitar situs bersejarah ini sangat gelap. Sinar matahari dapat dengan cepat terserap oleh air dan tidak mampu menembus lebih dalam dari 1.000 meter dari permukaan laut. Sampai pada titik ini, kawasan laut ini berada dalam keadaan gelap gulita.
Karena kegelapan itu, kapal Titanic berada dalam wilayah yang disebut sebagai “midnight zone“ (zona tengah malam).
Ekspedisi-ekspedisi sebelumnya yang mengeksplorasi situs kapal itu telah menghabiskan waktu lebih dari dua jam dalam kegelapan total sebelum pasir dasar laut akhirnya tampak berkat sinar lampu kapal selam.
Karena penglihatan terbatas hanya beberapa meter, menavigasi wilayah itu menjadi tantangan karena bisa dengan mudah disorientasi di dasar laut dalam.