in ,

Vaksin COVID-19 Menjadi ‘Alat Terbaru’ China Untuk Memenangkan Hati Warga Taiwan

Tidak jelas berapa banyak orang Taiwan di China yang telah divaksinasi, tetapi di Taiwan, para pejabat dibuat kaget oleh program tersebut.

CakapCakapCakap People! Beijing menggembar-gemborkan program negara yang memprioritaskan Taiwan di China untuk vaksin COVID-19, memicu keprihatinan dalam pemerintah Taiwan yang melihatnya sebagai alat terbaru China untuk memenangkan populasi pulau itu.

Reuters melaporkan, Kamis, Januari 2021, China, yang mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya sendiri, membuat penawaran gratis pada saat pulau itu belum memulai vaksinasi sendiri, dengan departemen pemerintah China dan media pemerintah mengutip warga Taiwan di China yang mendukung program tersebut.

“Ini menunjukkan kehangatan dan kasih sayang China daratan terhadap kami,” kata seorang guru Taiwan bermarga Wang seperti dikutip dalam sebuah posting bulan ini oleh Departemen Pekerjaan Front Bersatu China, yang bertanggung jawab untuk mengkooptasi China dan non-komunis perantauan.

Sebuah program negara memberikan prioritas kepada Taiwan di China untuk vaksin COVID-19. [FOTO: REUTERS]

Beijing, selama beberapa dekade, telah menawarkan insentif seperti keringanan pajak dan subsidi kepada sekitar 400.000 komunitas bisnis Taiwan yang kuat di China, tetapi langkah tersebut menggarisbawahi dorongan yang lebih besar untuk menjilat.

Wang Yang, pemimpin No. 4 Partai Komunis, minggu ini menginstruksikan pejabat pemerintah untuk menawarkan keuntungan komprehensif kepada Taiwan dalam upaya untuk memberikan “rasa keuntungan” di antara orang Taiwan dalam membantu “reunifikasi dengan tanah air”.

Tidak jelas berapa banyak orang Taiwan di China yang telah divaksinasi, tetapi di Taiwan, para pejabat dibuat kaget oleh program tersebut dan mengatakan bahwa vaksin telah menjadi garis depan terbaru dalam serangan pesona China.

“Taktiknya adalah untuk memperkuat kesetiaan pengusaha Taiwan terhadap daratan dan selanjutnya menambah tekanan kepada Partai Progresif Demokratik yang berkuasa,” kata seorang pejabat keamanan Taiwan yang menyelidiki masalah tersebut kepada Reuters.

Pejabat itu tidak berwenang untuk berbicara dengan media dan menolak disebutkan namanya.

Dewan Urusan Daratan Taiwan mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada Reuters bahwa vaksinasi adalah masalah profesi medis dan “tidak boleh digunakan sebagai propaganda politik”.

Warga Taiwan harus “dengan hati-hati mengevaluasi keamanan dan kebutuhan” menerima vaksin di China, katanya, seraya menambahkan pihaknya akan terus memantau situasi.

Pejabat pemerintah Taiwan telah berulang kali mengingatkan orang-orang tentang “risiko” kesehatan yang terkait dengan vaksin China dan mengatakan mereka yang mendapatkan vaksin di China masih harus menjalani karantina selama 14 hari ketika kembali ke pulau itu. Impor vaksin dilarang.

Ilustrasi virus corona.[Foto: NEXU Science Communications via Reuters]

Kantor Urusan Taiwan China merujuk Reuters pada pernyataan baru-baru ini yang menyatakan bahwa pemerintah Taiwan menyebarkan “kekhawatiran tak berdasar” atas vaksin China untuk “tujuan politik”, dan mengatakan bahwa vaksin China “sangat aman”.

Sementara Taiwan telah mengendalikan pandemi dengan baik berkat metode pencegahan awal dan efektif, tetapi kini pemerintah Taiwan berada di bawah tekanan yang meningkat di tengah wabah langka kasus COVID-19 yang ditularkan di dalam negeri.

Taiwan telah memesan hampir 20 juta dosis vaksin COVID-19, termasuk 10 juta dari AstraZeneca Plc, tetapi tidak ada yang akan mulai tiba paling cepat hingga Maret.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Taiwan Laporkan Kematian COVID-19 Pertama Sejak Mei 2020; Wanita Berusia 80 Tahun

Taiwan Cemas Belum Punya Vaksin COVID-19, Dr Su: Impor Saja dari China