in ,

Pilkada 2020 Serentak: 78 Juta Pemilih Gunakan Hak Suara Langsung di Tengah Pandemi COVID-19

Pilkada 2020 juga diwarnai dengan majunya beberapa kerabat pemimpin politik atau kepala daerah saat ini.

CakapCakapCakap People! Sekitar 78 juta pemilih di sembilan provinsi, 37 kota, dan 224 kabupaten di seluruh Indonesia diperkirakan memberikan suara mereka untuk memilih gubernur, wakil guubernur, wali kota, wakil wali kota dan bupati, serta wakil bupati pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak yang dilaksanakan hari ini, Rabu, 9 Desember 2020.

Penyelenggaraan pilkada serentak ini digelar di tengah pandemi COVID-19.

Para pemilih memberikan suaranya secara langsung di bilik tempat pemungutan suara (TPS) mulai pukul 07.00 hingga 13:00. Pasien COVID-19 dapat menggunakan hak pilihnya di atas pukul 12.00. Petugas pemungutan suara mengunjungi mereka di rumah sakit yang menjadi tempat isolasi.

KPU mengatakan telah berkomitmen untuk menerapkan protokol kesehatan yang ketat di bilik suara; setiap pemilih yang tidak mematuhi protokol kesehatan akan ditolak dari tempat pemungutan suara. Setiap TPS hanya melayani 500 pemilih, bukan 800 seperti pada pemilu sebelumnya.

Sejumlah warga antre mencuci tangan saat akan mengunakan hak pilihnya pada Pilkada Kabupaten Boyolali 2020 di tempat pengungsian sementara Gunung Merapi, Tlogolele, Selo, Jawa Tengah, Rabu, 9 Desember 2020. [Foto: ANTARA/Aloysius Jarot Nugroho/wsj.]

Melansir Jakarta Globe, KPU mengatakan sekitar 77,5 persen dari 100,3 juta orang yang terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pilkada 2020 memberikan suara hari ini atau sekitar 78 juta pemilih.

Dalam kondisi normal, jumlah tersebut akan menjadi tingkat partisipasi yang relatif tinggi. Namun, di tengah pandemi, pemilu akan berdiri dengan serangkaian ukuran keberhasilan yang berbeda, kata Wiku Adisasmito, juru bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Nasional.

“Pemilu ini hanya bisa dikatakan berhasil jika pelaksanaannya menjunjung tinggi disiplin protokol kesehatan. Sehingga tidak ada penularan kasus baru COVID-19,” kata Wiku.

Clash of Dynasties

Pilkada 2020 juga diwarnai dengan majunya beberapa kerabat pemimpin politik atau kepala daerah saat ini.

Putra tertua Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka, mencalonkan diri sebagai wali kota di Solo, kota tempat ayahnya memulai karier politiknya. Di sisi lain, menantu Jokowi, Bobby Nasution, mencalonkan diri sebagai wali kota di Medan, Sumatera Utara.

Keponakan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, dan putri Wakil Presiden Ma’ruf Amin, Siti Nur Azizah, berkompetisi dalam Pilkada Tangerang Selatan di Banten. Mereka melawan Pilar Saga Ichsan, keponakan Ratu Atut Chosiyah, mantan gubernur Banten yang menjalani hukuman penjara tujuh tahun karena korupsi.

Di Banyuwangi, Jawa Timur, Ipuk Fiestiandani, istri Bupati Azwar Anas, ikut mencalonkan diri. Hanindhito Himawan Pramono, putra Sekretaris Kabinet Pramono Anung mencalonkan diri di Kediri, Jawa Timur.

Ilustrasi. [Foto: medcom.id]

M. Qodari, Direktur Eksekutif di perusahaan pollster dan konsultan politik Indo Barometer, mengatakan mayoritas pemilih Indonesia menerima anggota dinasti politik yang mencalonkan diri dalam pemilihan daerah tahun ini.

Menurut survei Indobaremeter yang diterbitkan pada hari Senin, 7 Desember, sekitar satu dari empat pemilih menganggap seorang anggota dinasti politik memiliki hak yang sama dengan orang Indonesia lainnya untuk bersaing dalam pemilu. Sebanyak 8,9 persen lainnya berpendapat bahwa keluarga dinasti akan membawa perubahan, pintar (8,6 persen), atau putra daerah (8,3 persen).

“Di Solo misalnya, dari 98,9 persen tahu Gibran putra Jokowi sebagai calon wali kota, 87,6 persen menyatakan bisa menerima pencalonannya dan hanya 4,8 persen yang menentang,” kata Qodari.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Hampir 1.700 Penumpang Kapal Pesiar Singapura Dikurung di Kabin Setelah Kasus COVID-19 Terdeteksi

Empat Singa di Kebun Binatang Spanyol Dinyatakan Positif COVID-19