in

Google Temukan 18 Juta Malware dan Phishing dalam Email, Waspadalah Pengguna Gmail!

Jumlah itu melengkapi 240 juta pesan spam harian dengan topik serupa

CakapCakapCakap People! Virus corona (COVID-19) ternyata tak hanya membuat cemas masyarakat di dunia nyata, melainkan juga dunia maya. Terbukti, banyak serangan siber berbentuk malware dan phishing yang  mengganggu para pengguna Gmail.

Melansir Business Insider, Sabtu, 18 April 2020, Google mengungkapkan telah menghentikan jutaan email malware dan phishing terkait virus corona yang mengganggu para pengguna Gmail dalam sepekan trakhir. Hal itu diumumkan perusahaan melalui unggahan resmi di blognya pada hari Kamis, 16 April 2020.

Foto ilustrasi. Peretas telah mencoba untuk mengeksploitasi pengguna Gmail dengan berbagai cara.

“Selama seminggu terakhir, kami mencatat 18 juta malware harian dan email phishing terkait dengan COVID-19 setiap harinya. Jumlah itu melengkapi 240 juta pesan spam harian dengan topik serupa,” tulis Google.

Google mengatakan mereka telah memblokir sebagian besar dari pesan-pesan itu. Meski begitu, Google tetap mengimbau para pengguna untuk melindungi akunnya demi menghindari risiko serangan di tengah situasi pandemi saat ini.

Peretas telah mencoba untuk mengeksploitasi pengguna Gmail dengan berbagai cara, kata perusahaan itu, termasuk meniru akun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Akun tiruan WHO itu kemudian digunakan untuk menghimpun sumbangan serta mendistribusikan malware. Selain WHO, peretas bahkan meniru lembaga pemerintahan.

Ilustrasi.

Google merekomendasikan agar pengguna melakukan Pemeriksaan Keamanan, menghindari mengunduh file yang tidak dikenali, menggunakan pratinjau dokumen bawaan Gmail (yang dapat mencegah malware mengunduh secara otomatis), dan memeriksa ulang apakah tautan yang masuk berasal dari situa yang benar. Pengguna Gmail juga dapat melaporkan email spam atau malware, yang membantu layanan email memblokir pesan serupa di masa mendatang.

Peretas juga menargetkan bisnis yang mungkin mengandalkan infrastruktur IT yang kurang aman di tengah lingkungan kerja jarak jauh. Peneliti cybersecurity di Proofpoint mengatakan mereka telah melihat penipuan email bisnis bersejarah yang tinggi yang mengeksploitasi virus corona untuk mencoba mencuri informasi.

“Para kriminal telah mengirim gelombang email berkisar antara puluhan hingga lebih dari 200.000 sekaligus, dan jumlah itu cenderung meningkat,” kata Sherrod DeGrippo, Senior Director of Threat Research and Detection.

Comments

One Ping

  1. Pingback:

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Kepala Eijkman Prediksi Pandemi Virus Corona di Indonesia Mulai Mereda Akhir Mei

Bagaimana Jika Tradisi Buka Bersama Hilang dari Ramadhan tahun ini?