in ,

Perbedaan Penyebaran Virus COVID-19 Melalui Droplet dan Aerosol

Virus corona baru ini telah menjangkiti lebih dari 14,6 juta orang di seluruh dunia hingga saat ini.

CakapCakapCakap People! Virus corona baru (COVID-19) telah menginfeksi lebih dari 14,6 orang di seluruh dunia hingga saat artikel ini diturunkan. Virus ini juga telah merenggut nyawa lebih dari 609 ribu orang sejauh ini.

Sejak awal, para ahli kesehatan telah menjelaskan bahwa COVID-19 menular melalui tetesan aerosol pernapasan atau droplet. Namun, belakangan ini mereka menemukan virus itu bisa menular ke banyak orang melalui airbone atau udara.

Ilustrasi. [Foto: Pixabay]

Para ilmuwan belum tahu mana antara keduanya yang menyebabkan lebih banyak transmisi. Ada dua penelitian yang bisa menggambarkan perbedaan keduanya dalam menyebarkan virus.

Penelitian pertama yang diterbitkan dalam Journal of American Medical Association, seperti dilansir Medical Daily, menyatakan tetesan pernapasan (droplet) dihembuskan ketika orang menghembuskan napas berukuran lebih besar atau sama dengan 5 mikron (μm).

Sementara aerosol adalah partikel yang lebih kecil, lebih kecil dari 5 μm dan cenderung menguap dengan cepat di udara atau dapat bertahan selama berjam-jam.

Orang dapat mengurangi penularan virus penyebab COVID-19 dari tetesan pernapasan dengan memakai masker dan mempraktikkan jarak sosial serta fisik.

Di sisi lain, untuk transmisi melalui aerosol hanya pelindung wajah yang dapat memberikan perlindungan parsial. Jarak sosial tidak akan cukup karena aerosol dapat menyebar di udara.

Orang dengan COVID-19 dan pembawa asimtomatik dapat menghasilkan tetesan pernapasan dan aerosol. Sayangnya, masih belum ada data yang kuat untuk menentukan mana di antara keduanya menyebabkan lebih banyak transmisi virus corona.

Ilustrasi virus corona. [Foto: CNN]

Sementara itu, studi kedua yang diterbitkan Pusat Nasional untuk Informasi Bioteknologi membandingkan transmisi tetesan dan aerosol dalam pengaturan lingkungan yang berbeda.

Mereka mengatakan, masih sulit untuk memastikan yang menyebabkan lebih banyak transmisi antara keduanya. Namun, para peneliti menyarankan orang-orang harus mempraktikkan tindakan pencegahan keselamatan di berbagai pengaturan. 

Pencegahan perlu dilakukan di kabin pesawat terbang, mobil penumpang, pusat perawatan kesehatan dan ruang tertutup lainnya selama pandemi.

Kedua studi menyimpulkan, penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk mengetahui apakah tetesan pernapasan menyebabkan lebih banyak infeksi daripada aerosol dan sebaliknya.

ANTARA

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

American Music Awards (AMAs) 2020 Bakal Digelar November Mendatang

Film The Old Guard Pecahkan Rekor Netflix, Paling Banyak Ditonton di Musim Panas 2020