in ,

China Gunakan Pengobatan Tradisional 2.000 Tahun Lalu untuk Pasien Virus Corona

Para pejabat kesehatan China sedang mencoba untuk menguji pengobatan tradisional kuno pada pasien yang menderita virus corona yang mematikan ini.

CakapCakapCakap People! Para pejabat kesehatan China sedang mencoba untuk menguji pengobatan tradisional kuno pada pasien yang menderita virus corona yang mematikan ini.

Dilansir dari The Daily Mail, Senin, 17 Februari 2020, para dokter di Wuhan — pusat wabah penyakit virus corona — telah menggunakan Traditional Chinese Medicine atau yang juga dikenal dengan TCM dikombinasikan dengan pengobatan Barat untuk mencoba dan membendung laju orang yang terserang penyakit baru ini.

Staf medis mendatangi pasien di rumah sakit Wuhan Fangcang, rumah sakit darurat untuk merawat pasien Covid-19 di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, pada hari Jumat, 14 Februari 2020.

Saat ini para ilmuwan di seluruh dunia sedang berupaya mengembangkan vaksinasi untuk virus corona, yang baru-baru ini diberi nama COVID-19, yang telah menewaskan lebih dari 1.600 orang.

China memiliki lebih dari 80 percobaan klinis yang sedang berjalan atau masih menunggu pengobatan potensial untuk virus corona.

Dua uji klinis sedang menguji apakah obat HIV dan Ebola efektif untuk mengobati gejala virus corona.

Obat-obatan farmasi baru ini terdaftar bersamaan dengan terapi tradisional yang telah berusia ribuan tahun dalam daftar publik uji klinis China.

Sebuah Rumah Sakit di Wuhan.

Sebuah database penelitian biomedis di Tiongkok, yang disebut The Chinese Clinical Trial Registry, mendaftar uji coba terkontrol yang berkelanjutan serta obat-obatan tradisional.

Salah satu obat tradisional yang dinilai adalah shuanghuanglian — obat herbal China yang mengandung ekstrak dari Lian Qiao. Buah kering ini dikatakan telah digunakan untuk mengobati infeksi lebih dari 2.000 tahun yang lalu. Sekitar 400 orang mengambil bagian dalam uji sidang untuk shuanghuanglian tersebut.

Staf medis melakukan pemeriksaan pada pasien di rumah sakit Wuhan Fangcang. Dua uji klinis sedang menguji apakah obat HIV dan Ebola efektif untuk mengobati gejala virus corona.

Wang Hesheng, Kepala Komisi Kesehatan yang baru di provinsi Hubei mengatakan kepada Bloomberg bahwa ‘upaya dokter telah menunjukkan hasil yang baik’ dalam menggunakan obat-obatan tradisional.

Percobaan klinis untuk obat antivirus Remdesivir, yang dibuat oleh perusahaan bioteknologi AS, Gilead Sciences, telah disetujui awal bulan ini dan kelompok pasien pertama diperkirakan akan mulai meminumnya segera.

Daftar obat-obatan uji klinis di China masih terus bertambah saat pencarian obat penyembuhan terus berlanjut. Namun, para ilmuwan memperingatkan bahwa uji coba yang dipantau secara ketat harus dilakukan.

Pemerintah China mengatakan pada hari Jumat, 14 Februari 2020, bahwa total ada 1.716 petugas kesehatan telah terinfeksi virus corona.

Soumya Swaminathan, kepala ilmuwan di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan agar obat-obatan digunakan untuk mengobati penyakit virus corona tersebut.

“Kami ingin pendekatan ilmiah untuk menguji obat tradisional,” katanya.

Angka terbaru dari Beijing hari ini menunjukkan 68.500 kasus virus corona di China dan 1.665 orang meninggal dunia, sebagian besar terjadi di provinsi Hubei.

Profesor Filsafat: Cara Selamatkan Planet Ini Adalah Berhenti Melahirkan Anak dan ‘Biarkan Manusia Punah’

Kini, Bayar SPP Sekolah Bisa Pakai GoPay! Begini Caranya