in ,

Virus Corona: Para Perawat di China Ini Cukur Habis Rambutnya Sebelum Dikirim Ke Wuhan

Mencukur rambut hingga kepala botak hanyalah salah satu contoh pengorbanan yang dilakukan staf medis di China saat mereka menuju ke garis depan epidemi.

CakapCakapCakap People! Beberapa perawat (wanita) di China mencukur rambut mereka untuk mengurangi risiko kontaminasi silang saat melawan virus corona di rumah sakit di Wuhan.

Perawat di Wuhan, China, mengenakan alat pelindung memberi acungan jempol setelah mencukur rambut mereka. [Foto: China Xinhua News / Twitter]

Mencukur rambut hingga kepala botak hanyalah salah satu contoh pengorbanan yang dilakukan staf medis di China saat mereka menuju ke garis depan epidemi.

Dilansir dari Business Insider, Kamis, 13 Februari 2020, sebuah video yang diposting oleh People’s Daily — media yang dikelola pemerintah China — surat kabar terbesar di China ini, menunjukkan para perawat dari provinsi Shaanxi mencukur rambut mereka sebelum dikirim ke Wuhan.

Selain menjadi cara untuk mencegah penyebaran patogen, tidak memiliki rambut juga memudahkan untuk mengenakan dan melepas jas hazmat pelindung, menurut video yang diposting oleh kantor berita resmi China, Xinhua.

Shan Xia, yang bekerja sebagai perawat di Rumah Sakit Renmin Universitas Wuhan, mencukur semua rambutnya pada akhir Januari 2020, China Daily melaporkan.

Staf rumah sakit di Wuhan berusaha keras untuk bisa menghemat waktu dan merawat lebih banyak pasien, termasuk mereka juga rela memakai popok dewasa daripada harus ke kamar mandi sebentar.

Virus corona ini tak hanya telah menewaskan lebih dari 1.000 orang dan menginfeksi puluhan ribu lainnya, tetapi juga telah melukai secara fisik para staf medis, meninggalkan beberapa bekas kulit memutih dari disinfektan dan wajah mereka ditandai oleh garis-garis akibat pemakaian masker pelindung yang melekat ke dalam kulit mereka.

Shan Xia, seorang perawat berusia 30 tahun di Rumah Sakit Renmin Universitas Wuhan. [Foto: chinadaily.com.cn]

Tekanan secara emosional dan mental juga tampak jelas dialami oleh para staf medis, dengan beberapa dokter melewati titik puncak ketika mereka harus berjuang dengan volume kasus virus corona yang terus meningkat.

“Saya pikir ini merupakan tekanan bagi setiap dokter dan setiap perawat di Wuhan, baik secara fisik maupun mental,” kata seorang terapis yang berbasis di Beijing bernama Candice Qin kepada The Washington Post. 

“Kita tahu bahwa pasien khawatir, tetapi kita harus ingat bahwa dokter juga manusia.”

Cari Kekasih, Pria Kansas Ini Siap Bayar Mak Comblang Rp 350 Juta

Disney Tengah Kerjakan Sekuel Live-Action Aladdin