CakapCakap – Cakap People! Apakah kamu termasuk orang yang sering melakukan beberapa kesalahan traveling yang umum terjadi? Kesalahan traveling ini tidak hanya mengurangi kenyamanan perjalanan, tetapi juga bisa berdampak buruk pada pengalaman secara keseluruhan. Apa saja kesalahan yang dimaksud tersebut?

Mengutip laman AOL, berikut adalah tiga kesalahan traveling yang sering dilakukan.
Membawa Terlalu Banyak Barang
Saat berlibur, kita sering tergoda untuk membawa segala sesuatu—pakaian, buku, dan perlengkapan tambahan—agar siap menghadapi berbagai situasi. Padahal, kebiasaan ini justru membuat ritsleting koper sulit tertutup.
Jika ini terjadi, cobalah keluarkan seluruh isi koper dan letakkan di atas tempat tidur, lalu pilih sepuluh item untuk dikembalikan ke laci atau lemari kamu. Bawa juga satu sachet kecil deterjen sehingga, jika diperlukan, pakaian yang kamu bawa bisa dicuci atau dijemur di rel handuk hotel. Dan jika masih kurang, kamu selalu dapat membeli kebutuhan tersebut di toko setempat.
Terlalu Banyak Rencana Perjalanan
Cakap People! Ketika merencanakan perjalanan, banyak orang cenderung memasukkan terlalu banyak kegiatan dalam satu hari. Namun, terlalu banyak aktivitas justru bisa mengurangi kesenangan dalam mengeksplorasi tempat baru.
Perlu untuk diingat bahwa ada batasan sejauh mana kita bisa menyerap informasi atau budaya baru dalam satu kunjungan. Walaupun keinginan untuk tidak melewatkan pengalaman atau tempat menarik sering kali mendorong kita untuk menambah banyak aktivitas, rasa takut ketinggalan (FOMO) ini justru dapat merusak pengalaman kita.
Solusinya adalah dengan mengurangi jumlah aktivitas dalam perjalanan dan fokus pada kualitas, bukan kuantitas. Terkadang, lebih sedikit kegiatan yang dilakukan justru bisa memberikan pengalaman yang lebih mendalam dan berkesan.
Menetapkan Peran yang Salah
Hal ini merujuk pada situasi di mana dalam sebuah pasangan atau kelompok, ada individu yang memiliki keahlian atau kemampuan tertentu, tetapi justru tidak diberikan peran yang sesuai dengan kemampuan tersebut. Misalnya, dalam sebuah kelompok, ada seseorang yang sangat terampil dalam membaca peta, menawar harga, atau menyelesaikan masalah. Namun, meskipun orang tersebut memiliki keahlian tersebut, dia mungkin tidak diberikan kesempatan untuk menjalankannya.
Solusinya adalah mempertanyakan secara jujur dan objektif, apakah peran yang sedang dijalani sesuai dengan kemampuan kamu? Jika tidak, kamu mungkin perlu mundur dan memberi ruang bagi orang lain yang lebih cocok untuk peran tersebut. Sebaliknya, jika kamu merasa peran itu memang seharusnya kamu yang menjalankan, maka kamu perlu maju, mengambil tanggung jawab, dan tidak ragu untuk menunjukkan kemampuan yang kamu miliki.