in ,

Terinfeksi Omicron? Lakukan Tujuh Hal Ini Agar Cepat Sembuh

“Antigen kit di rumah sangat praktis untuk tes mandiri. Itu bisa jadi pegangan apakah Anda positif atau tidak. Dan jika positif Anda bisa segera menjaga interaksi dengan orang lain,” kata dia.

CakapCakap – Berbagai penelitian dan laporan di lapangan telah mengonfirmasi bahwa varian corona Omicron memicu gejala ringan, tapi jauh lebih menular dibandingkan Delta. Itulah mengapa, ketika kamu sudah mengikuti protokol kesehatan pun, masih mungkin terinfeksi varian yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan tersebut.

Sebagai upaya antisipasi, kini para ahli telah menjelaskan bagaimana langkah yang perlu diambil agar fisik dan mental segera pulih ketika dikonfirmasi positif COVID-19, berikut petunjuknya, dilansir dari npr.org, Jumat, 4 Februari 2022.

1. Pastikan sudah lakukan tes COVID-19

Seorang wanita jalani tes COVID-19 di pusat drive-through ketika Israel menghadapi lonjakan infeksi varian Omicron di Yerusalem, Senin, 3 Januari 2022. [Foto: REUTERS/Ammar Awad]

Dilansir dari laman NPR, direktur media program kesehatan masyarakat Dr Cassandra Piere menyarankan kepada siapa pun yang menunjukkan gejala demam, sakit kepala, sakit tenggorokan, atau masalah pencernaan untuk melakukan tes COVID-19. Apalagi Omicron gejalanya ringan seperti flu sehingga penting untuk rutin melakukan tes jika mengalami gejala.

“Antigen kit di rumah sangat praktis untuk tes mandiri. Itu bisa jadi pegangan apakah Anda positif atau tidak. Dan jika positif Anda bisa segera menjaga interaksi dengan orang lain,” kata dia.

2. Kabari orang yang pernah kontak dan batalkan rencana

Pierre menekankan bahwa mengabari orang lain yang pernah kontak sangat penting, karena bisa saja mereka punya penyakit bawaan yang akan membuat gejalanya lebih parah ketika tertular virus. Anda juga dianjurkan tidak pergi kemanapun kecuali untuk mencari perawatan medis yang dibutuhkan atau untuk menghirup udara segar.

3. Jika punya riwayat medis, pertimbangkan mencari bantuan medis

Kebanyakan pasien yang tertular omicron dan gejalanya ringan seperti pilek atau flu, mungkin cukup diobati dari rumah saja. Fokus pada istirahat, makanan bergizi, minum obat. Namun, jika kamu berisiko tinggi karena memiliki penyakit bawaan, ada baiknya untuk menjangkau perawatan medis atau pergi ke rumah sakit.

“Ketika seseorang merasa tidak bisa mendapatkan cukup udara, mengalami gangguan pencernaan yang parah, dehidrasi ekstrem, atau mengalami kebingungan dan perubahan dalam status mental dianjurkan segera ke RS. Karena itu merupakan indikator bahwa otak Anda tidak mendapatkan cukup oksigen atau aliran darah,” kata Dr Matt Leonard, dokter di Suburban Hospital, Johns Hopkins School of Medicine.

4. Buat rencana yang sesuai untuk keadaan kamu

Membuat rencana COVID adalah sesuatu yang idealnya dilakukan sebelum siapapun di rumah Anda terkena virus. Tetapi tidak masalah juga dilakukan ketika sudah terkonfirmasi positif.

Pertama, kenali kemungkinan Anda atau seseorang di rumah Anda akan mengalami komplikasi parah akibat COVID. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, daftar itu mencakup siapa saja yang berusia lebih dari 65 tahun, dengan gangguan kekebalan atau dengan kondisi medis tertentu yang mendasarinya. Kemudian, dengan berkonsultasi dengan penyedia perawatan, pertimbangkan pilihan perawatan apa yang mungkin diperlukan.

Kedua, rencanakan gangguan pengasuhan anak. Jika seseorang di rumah Anda terkena COVID, siapa yang akan merawat anak-anak? Jika anak berada di usia sekolah, ketahui berapa hari mereka harus bolos sekolah jika mereka sakit atau bahkan hanya dinyatakan positif. Juga penting untuk membuat rencana siapa yang nanti akan membersihkan rumah, memasak, mencuci piring dan pekerjaan rumah lainnya.

5. Jika anak terinfeksi, jangan terlalu dikucilkan

Ilustrasi virus corona. [Foto: Reuters]

Ketika berbicara tentang anak dengan COVID, perlu diingat bahwa dia tetaplah anak-anak yang butuh hiburan, permainan dan interaksi. Anak terutama balita pastinya tidak bisa melakukan hal-hal dasar seperti makan, minum, buang air kecil, dan lain sebagainya secara mandiri dan masih perlu bimbingan dari orang tuanya.

Dokter pediatri di Duke University School of Medicine, Dr Michael Smith, juga menekankan orang tua untuk tidak terlalu mengucilkan balita yang terinfeksi COVID-19.

“Anda jangan katakan ‘kamu sakit jadi kami akan menjauhimu’ kepada anak. Pesan itu sangat terkesan negatif dan bisa menjadi sebuah pengalaman buruk bagi anak,” kata Smith.

6. Jangan sungkan cari bantuan

Pierre mengatakan bahwa ketika terinfeksi COVID-19 jangan sungkan untuk mencari bantuan. Misalnya pesan makan atau kebutuhan lainnya secara online, sehingga kamu tidak perlu ribet menyiapkannya dan bisa fokus istirahat. Kamu juga bisa membuat janji dengan rumah sakit atau perawatan kesehatan untuk mengontrol keadaan kamu hingga akhirnya dinyatakan sembuh.

7. Pastikan kamu sembuh sebelum beraktivitas kembali

Seperti apa cara kembali ke kehidupan biasa yang aman? Menurut pedoman CDC, penyintas COVID-19 boleh keluar dari isolasi setelah lima hari jika gejala membaik atau tidak menunjukkan gejala apapun. Namun tetap saja, kamu masih harus memakai masker selama lima hari kemudian.

“Jika Anda sakit parah dengan atau kekebalannya terganggu maka tunggu setidaknya 10 hari dan diskusikan situasi Anda dengan dokter Anda,” saran CDC.

LIHAT ARTIKEL ASLI

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Kamboja: ASEAN Bakal Kecualikan Menteri Luar Negeri Myanmar Dalam Pertemuan Para Menteri

Inilah Waktu Terbaik untuk Makan Karbohidrat