in ,

Sosok Ini Mengawali Perjalanan dari Dokter Menjadi Miliarder Berkat Vaksin Virus Corona

Kini Ugur Sahin duduk di peringkat ke-717 sebagai orang terkaya di dunia versi Forbes

CakapCakap – Apa Cakap People mengenal sosok Ugur Sahin? Namanya masuk dalam daftar orang terkaya di dunia versi Forbes. Sahin memiliki nilai kekayaan yang meningkat pasca perusahaan besutannya bernama BioNTech berhasil menciptakan vaksin Covid-19 bernama Pfizer.

Awalnya Sahin berkiprah sebagai dokter, bukannya pengusaha. Bahkan ia masuk dalam jajaran orang terkaya juga bukan bagian dari cita-citanya. Namun takdir berkata lain, hingga kini namanya bertengger di urutan ke-717 dengan jumlah kekayaan mencapai US$ 8,6 miliar.

Profil Ugur Sahin

Kini juga sukses sebagai pengusaha. Gambar via sozcu.com.tr

Sahin lahir di Turki namun dibesarkan di Jerman, sebab orang tuanya bekerja di pabrik Ford. Ia pun menempuh studi menjadi dokter, yang kemudian melanjutkan pendidikan serta jadi profesor hingga peneliti yang berfokus pada imunoterapi.

Ia sering berkolaborasi di bidang pekerjaan bersama sang istri yang merupakan ahli imunologinya, Ozlem Türeci. Pasangan itu lantas mendirikan Ganymed Pharmaceuticals di tahun 2001.

Fokus perusahaan ialah guna mengembangkan antibodi monoklonal melawan kanker. Türeci menjadi CEO serta perusahaan itu disokong oleh miliarder kembar indetik Andreas dan Thomas Strüngmann.

Tetapi di tahun 2016, Ganymed diakusisi oleh Astellas Pharma melalui kesepakatan bernilai US$ 1,4 miliar. Barulah di tahun 2008 silam, Sahin mendirikan perusahaan baru bernama BioNTech.

Duo Strüngmann pun kembali menjadi penyandang dana utama di perusahaan itu. Namun kali ini Türeci didapuk sebagai penasihat ilmiah perusahaan serta bergabung bersama BioNTech selaku kepala petugas medis usai Ganymed dijual.

BioNTech dibangun untuk memakai onkologi imun sebagai jawaban atas penyakit kanker. Perusahaan itu bahkan merilis lebih dari 20 program pengembangan yang tak sama selama bertahun-tahun.

Ide Membuat Vaksin Covid-19

Vaksin besutan BioNTech. Gambar via cnnindonesia.com

Di akhir pekan bulan Januari 2020, Sahin menemukan sebuah artikel di The Lancet terkait virus serta meramalkan pada Thomas Strüngmann jika suatu pandemi bakal segera mewabah. Pandemi itu bahkan mengharuskan sekolah ditutup.

Setelah itu, di bulan Februari Sahin bertemu dengan Kathrin Jansen yang merupakan kepala penelitian serta pengembangan vaksin bagi Pfizer. Keduanya mengenal baik lantaran 2 tahun sebelumnya BioNTech sudah menjalin kerja sama dengan Pfizer guna mengembangkan vaksin flu berbasis mRNA.

Sahin juga memberi tahu Jansen jika BioNTech sudah menemukan kandidat vaksin virus corona dan bertanya apakah Pfizer tertarik guna bermitra.

Pada pertengahan Maret, BioNTech mengumumkan adanya kemajuan pesat pada kandidat produknya BNT162 serta kerja samanya dengan Pfizer. Menariknya, semua pengembangan awal serta biaya produksi didanai semua oleh perusahaan raksasa obat AS Cakap People.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

The Telegraph: Para Menteri di Inggris Disarankan Untuk Tidak Lakukan Vaksinasi Massal Untuk Anak-anak

MacKenzie Scott; Mantan Istri Jeff Bezos Ini Kembali Donasi Lebih dari Rp 38 Triliun