in ,

Masyarakat Indonesia Puas dengan Cara Pemerintah Tangani Pandemi COVID-19 Meski Kasus Melonjak

Negara ini telah mencatat rata-rata 4.159 kasus per hari sejak 1 Oktober, dibandingkan dengan rata-rata 3.740 pada bulan September.

CakapCakapCakap People! Mayoritas masyarakat Indonesia masih sangat mempercayai pemerintah dalam penanganan wabah virus corona meskipun kasus baru telah melonjak dalam beberapa bulan terakhir. Hal ini terungkap melalui hasil jajak pendapat yang dirilis pada hari Minggu, 18 Oktober 2020.

Melansir Jakarta Globe, Survei yang dilakukan lembaga riset Indikator Politik Indonesia pada sepekan terakhir pada September lalu, mengatakan bahwa 60,5 persen responden puas dengan upaya pemerintahan Joko Widodo dalam membendung penyebaran penyakit tersebut.

Persentase persetujuan publik meningkat secara signifikan dari 55,3 pada survei yang sama yang dilakukan pada bulan Juli.

“Peringkat persetujuan terhadap presiden dalam penanganan pandemi [pemerintah] tetap tinggi dan stabil,” kata Burhanuddin Muhtadi, direktur lembaga survei tersebut, di Jakarta.

Presiden Joko Widodo tiba untuk melantik Hakim Mahkamah Konstitusi (MK) Manahan Sitompul di Istana Negara, Jakarta, Kamis, 30 April 2020. [Foto: ANTARA/Sigid Kurniawan/POOL/nz]

Survei tersebut dilakukan pada 24-30 September dengan melibatkan 1.200 responden di 34 provinsi.

September adalah periode terburuk wabah di Indonesia ketika beban kasus meningkat secara dramatis karena Jakarta mulai melaporkan jumlah harian empat digit dan beberapa provinsi lain terutama di Sumatera muncul sebagai hotspot baru.

Penghitungan kasus harian secara nasional juga mulai melampaui 4.000 per hari di bulan yang sama.

Negara ini telah mencatat jumlah kematian bulanan tertinggi pada bulan September yaitu dengan total 3.323 kematian akibat COVID-19.

Namun, pemerintah telah meningkatkan langkah-langkah untuk meningkatkan kapasitas pengujian diagnostik dan memastikan pasokan vaksin melawan virus yang memadai dari berbagai sumber.

Tren Naik

Tren saat ini menunjukkan bahwa kenaikan dalam kasus baru akan terus berlanjut. Indonesia telah menambahkan 4.105 kasus baru virus corona dalam 24 jam terakhir pada hari Minggu, 18 Oktober 2020, sehingga totalnya menjadi 361.867, termasuk 12.511 kematian.

Negara ini telah mencatat rata-rata 4.159 kasus per hari sejak 1 Oktober, dibandingkan dengan rata-rata 3.740 pada bulan September.

Jumlah kasus aktif mencapai 64.032 atau 17,7 persen dari kasus yang dilaporkan per hari Minggu.

Jakarta, provinsi terparah di negara ini, melaporkan di bawah 1.000 kasus baru untuk hari kedua berturut-turut dengan total 94.327, termasuk 2.032 kematian pada hari Minggu. Jakarta rata-rata mencatat 1.144 kasus per hari selama 18 hari.

Lonjakan kasus COVID-19 melambat di Jawa Timur dengan rata-rata di bawah 300 kasus per hari sejak awal bulan Oktober. Provinsi ini berada di peringkat kedua setelah Jakarta dengan total mencatatkan 48.932 kasus pada hari Minggu, tetapi memiliki jumlah kematian tertinggi dengan total 3.544 kematian COVID-19.

Jawa Barat menambahkan 211 kasus pada hari Minggu, ini merupakan hitungan harian terendah dalam seminggu, dengan total 30.254. Provinsi terpadat di negara ini telah melaporkan rata-rata harian tertinggi kedua sejak bulan lalu dan mengungguli Jawa Tengah di tempat ketiga pada 1 Oktober.

Jawa Tengah kini menempati urutan keempat dengan total 29.079 kasus pada hari Minggu, meningkat 356 kasus dari jumlah kasus sehari sebelumnya. Provinsi ini berada di peringkat ketiga dalam jumlah total kematian akibat COVID-19, berdiri dengan total 1.582 kematian pada hari Minggu.

Ilustrasi virus corona. [Foto: CNN]

Hotspot di Sumatera

Lonjakan dramatis kasus baru terjadi di Riau dan Sumatera Barat. Kedua provinsi di Sumatera tersebut kini telah masuk dalam sepuluh besar provinsi yang terkena dampak terparah.

Dengan total 11.642 kasus, Riau menyalip Kalimantan Selatan (11.439 kasus) di urutan kedelapan pada hari Minggu, di bawah empat provinsi di Jawa, Sulawesi Selatan (17.483), Sumatera Utara (11.944) dan Kalimantan Timur (11.885).

Sumatera Barat juga datang entah dari mana sehingga bisa masuk di sepuluh besar kasus terbanyak dengan menyalip Bali sehari sebelumnya. Secara keseluruhan ada di bawah 11.000 kasus pada hari Minggu, ini merupakan lonjakan dramatis Sumatera Barat dari hanya sekitar 2.200 kasus pada 1 September.

Sumatera Barat memiliki rata-rata 18 hari tertinggi di luar empat provinsi teratas di Jawa.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Jangan Pernah Campurkan Susu Bersama 4 Bahan Berikut! Efeknya Bahaya

Pemerintah Korea Selatan Bakal Umumkan Nama Orang Tua yang tak Nafkahi Anak