in ,

Kisah Guanyun China, Berawal dari Kota Pertanian Lalu Berevolusi Menjadi ‘Ibu Kota Lingerie’

Revolusi industri terjadi di Guanyun China dan berhasil mengubahnya menjadi kota yang maju

CakapCakap – Cakap People, tampaknya setiap orang memiliki selera pakaian dalam yang berbeda-beda. Misalnya saja orang Amerika Serikat, mereka lebih menyukai desain lingerie yang agak berani.

Sedangkan orang-orang Eropa lebih gemar dengan pakaian yang berkelas, sementara masyarakat China sedikit pemalu namun terbuka. Tapi pesanan terbesar dari semuanya datang dari negara Korea Utara.

Salah Satu Kota yang Melalui Revolusi

Jadi kota yang terkenal dengan produksi lingerie. Gambar via thejakartapost.com

Dulunya Guanyun merupakan wilayah pesisir yang sepi. Selama beberapa generasi, kota itu mengikuti ritme penanaman padi dan gandum. Namun seiring berjalannya waktu, mereka beralih untuk memusatkan perhatian kepada preferensi global di sektor pakaian sensual.

Wilayah pertanian datar antara Shanghai dan Beijing itu kini dijuluki sebagai ‘Ibu Kota Lingerie’, yang merupakan julukan dari China.

Kini kota tersebut disulap menjadi tempat mesin jahit bergemuruh di pabrik mikro tingkat desa guna memenuhi sampai 70% permintaan domestik yang tumbuh besar. Setiap tahun terdapat jutaan lebih produk yang diekspor.

Sosok pria yang berpengaruh dalam bisnis ini ialah Lei Congrul. Ia melakukannya dengan tidak sengaja. Ketika masih remaja, Lei menghasilkan uang tambahan dengan menjual aneka barang konsumen via e-commerce yang berkembang pesat 15 tahun silam.

“Pelanggan terus bertanya apakah kami punya lingerie. Saya belum pernah mendengarnya sebelumnya, tetapi saya hanya mengatakan ‘ya’ dan kemudian mencari tahu apa itu,” jelasnya dikutip Sindonews via AFP.

Terdapat Ratusan Pabrik

Sudah banyak pabrik yang berkembang. Gambar via taipeitimes.com

Lei lantas menemukan caranya dan saat ini sudah memiliki pekerja lebih dari 100 orang. Mereka membuat celana dalam dan bustier hitam, serta merah renda melalui mesin jahitnya. Mereknya bertajuk Midnight Charm menghasilkan cuan lebih dari USD 1,5 juta per tahun.

Keberhasilan tersebut lantas menjadi penggerak awal untuk menginspirasi revolusi industri. Sekarang di Guanyun terdapat lebih dari 500 pabrik yang memperkerjakan puluhan ribu untuk menghasilkan lingerie yang nilainya lebih dari USD 300 juta tiap tahun.

Pria bertubuh kurus itu mengekspor 90% dari produknya ke Amerika Serikat dan Eropa. Untuk pembeli dari Timur Tengah lebih suka dengan barang-barang yang panjang tapi sederhana. Sementara konsumen dari Afrika menyukai percikan warna.

Kota Guanyun telah memiliki lahan di zona industri bertema lingerie dengan nilai USD 500 juta seluas 690 hektare. Tempat itu akan mengintegrasikan R&D serta desain, operasi, e-commerce, logistik, aksesori kain, dan pergudangan Cakap People.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

AS Kirim Lebih dari $ 100 Juta Pasokan Medis Ke India Atasi COVID

5 Film Pemenang Oscar Ini Mengangkat Kisah yang Antimainstream