in ,

COVID-19: WHO Mendesak Presiden Jokowi Umumkan Status Darurat Nasional

WHO telah mengirimkan surat ke Indonesia pada Selasa, 10 Maret dan melakukan panggilan telepon dengan Presiden Jokowi pada Jumat, 13 Maret 2020.

CakapCakapCakap People! Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendesak Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk meningkatkan mekanisme tanggap darurat negara dalam menahan pandemi COVID-19 dengan mengambil di antara langkah-langkah lain, yaitu menyatakan keadaan darurat nasional.

Melansir The Jakarta Post, Minggu, 15 Maret 2020, dalam sepucuk surat yang dikirimkan kepada Presiden pada hari Selasa, 10 Maret 2020, Ketua WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa  WHO telah “melihat kasus-yang tidak terdeteksi atau tidak terdeteksi pada tahap awal wabah [yang] mengakibatkan peningkatan yang signifikan dalam kasus dan kematian di beberapa negara.”

Ketua Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus saat menggelar konferensi pers mengenai situasi COVID-19 di markas WHO di Jenewa pada 24 Februari 2020. [Foto: AFP/Fabrice Coffrini]

WHO kemudian merekomendasikan beberapa tindakan yang harus diambil untuk mengurangi penularan dan mencegah penyebaran virus corona lebih lanjut, termasuk “meningkatkan mekanisme tanggap darurat nasional.”

Tedros melanjutkan dengan mengatakan bahwa negara harus mengintensifkan penemuan kasus, pelacakan kontak, pemantauan, karantina kontak dan isolasi kasus.

“Saya juga akan berterima kasih jika Republik Indonesia dapat memberikan informasi terperinci kepada WHO tentang pendekatan pengawasan dan pengujian, identifikasi kontak, dan pelacakan kontak untuk COVID-19 dan data atau ringkasan apa pun,” tulis Tedros dalam surat itu.

“Saya mengandalkan kepemimpinan pribadi dan kemauan politik Anda, yang tidak hanya mencerminkan kemitraan yang kuat dengan WHO, tetapi juga menunjukkan komitmen Republik Indonesia terhadap keamanan kesehatan global.”

Tedros juga telah menelepon Presiden Jokowi secara langsung, hal itu disampaikannya saat ia menulis di akun Twitter resminya, @DrTedros, pada hari Jumat, 13 Maret 2020.

“Saya mengucapkan terima kasih atas kepemimpinan pemerintah dalam hal pengendalian dan mempersiapkan sistem kesehatan dan sektor lain untuk menanggapi COVID-19. Kami sepakat untuk meningkatkan kerja sama dan saya meyakinkan dia tentang kesiapan WHO untuk mendukung,” tulis Tedros di Twitter.

Pemerintah benarkan surat dan panggilan telepon WHO

Juru bicara kepresidenan Fadjroel Rachman membenarkan bahwa panggilan telepon tersebut dilakukan pada hari Jumat, 13 Maret 2020, setelah Presiden menerima surat WHO. Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa pemerintah telah mengambil beberapa langkah yang direkomendasikan oleh badan kesehatan PBB tersebut.

“Pemerintah telah meningkatkan upayanya dalam menangani COVID-19 dengan mengeluarkan keputusan presiden yang mengamanatkan pembentukan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Coronavirus Disease-2019, serta keputusan Menteri Kesehatan tentang protokol untuk pemerintah pusat dan pemerintah daerah,” kata Fadjroel dalam sebuah pernyataan.

Hingga Sabtu, 14 Maret 2020, jumlah kasus infeksi COVID-19 di Indonesia sebanyak 96 atau bertambah 27 kasus dari sehari sebelumnya.

Juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19, Achmad Yurianto, mengatakan bahwa pemerintah akan memperluas jangkauan pengujian COVID-19 dengan memungkinkan laboratorium di universitas dan lembaga penelitian lainnya untuk melakukan pengujian polymerase chain reaction (PCR) pada pasien yang dicurigai.

Sejumlah negara telah keluarkan status darurat nasional

Sejumlah negara telah menyatakan keadaan darurat nasional setelah pandemi COVID-19, seperti Spanyol dan Amerika Serikat. Presiden Donald Trump menyatakan darurat nasional AS atas penyebaran virus corona dengan cepat, membuka pintu bagi lebih banyak bantuan pemerintah untuk memerangi penyakit ini, sebagaimana dilaporkan oleh Reuters.

Sebelumnya, WHO juga telah menyatakan secara resmi pada Rabu, 11 Maret 2020, bahwa COVID-19 adalah sebagai pandemi global, karena virus tersebut telah mencapai seluruh benua di dunia kecuali Antartika.

Menurut data global yang dikumpulkan oleh Johns Hopkins University’s Center of Systems Science and Engineering, sekitar 5.400 di antaranya meninggal karena COVID-19. Sementara itu, 71.694 orang pulih dari penyakit tersebut.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Begini Resep Lemon Cake Tanpa Mixer, Coba Buat yuk!

COVID-19: Selain Jakarta, Inilah Wilayah Sebaran Lain Virus Corona di Indonesia