CakapCakap – Cakap People! Terkadang sulit untuk berhenti sejenak, bernapas, dan menenangkan diri. Kita selalu menggunakan ungkapan seperti ini secara kiasan, namun ada banyak faktor mengenai manfaat menarik napas, terutama jika napas tersebut melalui hidung.
Dikutip dari Psychology Today pernapasan hidung mempengaruhi sistem kardiovaskular. Para peneliti menunjukkan sejumlah efek dan manfaat pernapasan hidung termasuk hal-hal mekanis seperti bagaimana udara yang dihirup dilembabkan, dihangatkan, dan disaring dengan pernapasan hidung.
Tetapi juga potensi pengaruhnya terhadap diameter saluran napas, diafragma, dan aktivitas otot inspirasi. Namun, seperti yang mereka tunjukkan, meskipun ada pengetahuan bahwa pernapasan hidung melemaskan saluran udara, meningkatkan efisiensi pernapasan, dan mengurangi kebutuhan metabolisme, efek pernapasan hidung pada sistem kardiovaskular masih belum jelas.
Para peneliti mempelajari 20 orang dewasa muda selama sesi pernapasan hidung atau pernapasan oral sambil menilai ukuran kardiovaskular seperti detak jantung, tekanan darah sistolik dan diastolik, serta variabilitas detak jantung. Mereka khususnya tertarik pada relevansi variabel-variabel ini untuk penilaian kesehatan jantung.
Penurunan Tekanan Darah di Hidung
Dalam hal fisiologi, terutama sistem kardiovaskular, masalah utama adalah keseimbangan sistem saraf otonom. Ini adalah fungsi nada pada cabang simpatis dan parasimpatis.
Nada simpatik diwakili oleh respons ketika melakukan aktivitas seperti lari. Sedangkan nada parasimpatis mewakili respon tubuh ketika sedang makan atau berbaring.
Data baru dari Watso dan rekannya sangat menyarankan bahwa pernapasan hidung alias bernapas hidung terutama mempengaruhi nada parasimpatis seperti yang terlihat pada tekanan darah rata-rata dan diastolik yang lebih rendah serta peningkatan variabilitas detak jantung.