in ,

AstraZeneca Membantah Usai MUI Sebut Vaksin COVID-19 Mereka Mengandung Tripsin Babi

“Pada semua tahap proses produksi, vaksin vektor virus ini tidak menggunakan atau bersentuhan dengan produk turunan babi atau produk hewani lainnya.”

CakapCakapCakap People! Pihak AstraZeneca pada hari Minggu, 21 Maret 2021, menjelaskan bahwa vaksin COVID-19 yang mereka kembangkan tidak mengandung bahan turunan babi. Penjelasan ini membantah pernyataan Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang menyebutkan bahwa vaksin tersebut mengandung tripsin babi.

Sebagaimana diketahui, Indonesia adalah negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, dan MUI menyebutkan bahwa vaksin tersebut melanggar hukum Islam lantaran mengandung bahan turunan babi — babi hukumnya adalah haram dalam agama Islam.

Pekerja membongkar kontainer yang berisi vaksin COVID-19 AstraZeneca setibanya di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Indonesia. [Foto: Biro Pers Kepresidenan RI via AP]

MUI yang merupakan majelis Ulama tertinggi di Indonesia, mengatakan di situsnya pada hari Jumat, 19 Maret 2021, bahwa vaksin itu “haram” karena proses pembuatannya menggunakan “tripsin dari pankreas babi”, seperti dikutip Reuters.

Meski begitu, MUI menyetujui penggunaan vaksin AstraZeneca mengingat keadaan darurat pandemi.

Menjawab kekhawatiran tersebut, Direktur AstraZeneca Indonesia Rizman Abudaeri mengatakan dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Reuters, Minggu, 21 Maret 2021:

“Pada semua tahap proses produksi, vaksin vektor virus ini tidak menggunakan atau bersentuhan dengan produk turunan babi atau produk hewani lainnya.”

MUI dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters.

Pihak berwenang Indonesia, pada hari Jumat, 19 Maret 2021, telah menyetujui penggunaan vaksin COVID-19 AstraZeneca setelah hasil tinjauan laporan kasus tentang keamanan vaksin itu yang menyebabkan pembekuan darah di antara beberapa penerima vaksin di Eropa.

Indonesia sedang bergulat dengan wabah virus corona dan menjadi negara terparah di Asia Tenggara – dengan telah melaporkan sebanyak lebih dari 1,4 juta kasus dan lebih dari 39.000 kematian akibat COVID-19.

Foto: Reuters

COVID-19 Global

Virus corona baru yang menyebabkan penyakit COVID-19 ini telah menginfeksi lebih dari 123 juta orang di seluruh dunia, termasuk lebih dari 2,72 juta orang meninggal dunia usai terjangkit virus tersebut.

Amerika Serikat masih menjadi negara dengan infeksi dan kematian COVID-19 tertinggi nomor satu dunia, dengan telah mencatatkan sebanyak 30,48 juta orang setelah menambahkan 3.019 kasus baru pada Minggu, 21 Maret 2021. Angka kematian di AS mencapai lebih dari 554.000, setelah bertambah 28 orang.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Menurut Peneliti IPB, Inilah Tanaman Herbal yang Ampuh Redakan Asam Urat

Elon Musk Janji Bakal Tutup Tesla Jika Terbukti Memata-matai China