in ,

Aral Sea, Danau Terbesar Keempat di Dunia yang Tak Memiliki Air

Aral Sea merupakan danau yang tidak memiliki air sejak terjadinya Perang Dingin

CakapCakap – Apa Cakap People pernah mendengar nama Aral Sea? Kendati memiliki nama ‘sea’ alias laut namun sejatinya tempat ini merupakan danau. Aral Sea membentang luas dari Kazakhstan hingga Uzbekistan.

Danau yang menyandang predikat sebagai terbesar ke-4 di dunia ini tidak memiliki air loh! Keadaan itu terjadi sedari tahun 50-an, tepatnya kala Perang Dingin terjadi.

Danau kering tak berair. Gambar via medium.com

Kala itu, Uni Soviet mengalihkan 2 sungai utama yang melalui danau Amu Darya serta Syr Darya guna merealisasikan proyek irigasi besar-besaran. Terlebih untuk menanam kapas, yakni tanaman yang dikenal haus dan suka air.

Sampai di sekitar tahun 1960 – 1980 ketinggian air di danau yang mencapai luas 1,5 juta meter persegi itu menurun hingga 20%. Bahkan uang dari perkebunan kapas yang dibuka di sekitar danau pun tidak berusia panjang.

Kini luas danau tersebut makin menyusut seiring salinitas air yang naik. Ikan di habitat itu perlahan-lahan mati dan turut membunuh industri perikananan di kota sekitarnya, seperti Aralsk, Kazakhstan.

Saat ini hanya terdapat kurang dari 10% bekas area Aral Sea yang tersisa, terbelah jadi tubuh air yang terpisah. Padahal dulunya perairan itu sangat kaya ikan, tetapi kini terganti oleh bentangan gurun kering Aralkum.

Dari dua danau yang terbelah, bagian selatan Aral mungkin akan menghilang serta tak dapat direboisasi. Sedangkan di bagian darat terdapat perairan dangkal, namun lantaran terputus dari sungai utama maka diprediksi bakal menghilang pula dalam beberapa tahun mendatang.

Jadi tandus dan gersang. Gambar via smartwatermagazine.com

Untuk bagian utara, perairan tampak lebih luas walau tetap dangkal. Sedari pembangunan bendungan antara kawasan utara dan selatan, permukaan air di sebelah utara sudah naik lagi. Namun masih jauh dari masa keemasan kala warga dapat memanen ikan yang melimpah.

Kerusakan alam di wilayah Aral Sea tidak hanya memicu krisis ekonomi yang panjang bagi masyarakat sekitar. Melainkan penduduk lokal juga mengidap sejumlah penyakit seperti anemia, kanker, serta tuberkulosis.

Kondisi tersebut akibat pestisida yang dipakai dalam menanam kapas yang banyak tumbuh di wilayah selatan. Situasi makin buruk dengan adanya sisa-sisa eksperimen perang biologis Uni Soviet di Pulau Vozrozhdeniye yang ada di tengah bekas Aral Sea Cakap Peopl

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Inilah 5 Kedai Bakso Paling Mantap di Jakarta, Mana yang Pernah Kamu Coba?

Menkes Inggris: Varian Delta COVID-19 Kemungkinan 40 Persen Lebih Menular