CakapCakap – Cakap People! Seperti apa sejarah Museum Sumpah Pemuda? Peringatan Hari Sumpah Pemuda menjadi pengingat semangat para pemuda Indonesia untuk meningkatkan rasa kebangsaan dengan menegaskan “satu tanah air (Indonesia), satu bangsa (bangsa Indonesia) dan satu bahasa (bahasa Indonesia)”. Semangat ikrar ini menjadi bentuk perjuangan pemuda terhadap kemerdekaan Republik Indonesia.

Untuk mengetahui perjuangan pemuda-pemuda dalam mewujudkan Indonesia berdaulat kala itu, Museum Sumpah Pemuda menjadi tempat yang bisa kamu kunjungi. Museum ini juga menjadi saksi sejarah besar di mulai. Ada yang menarik dari gedung Museum Sumpah Pemuda yang berada di Jl. Kramat Raya, No. 106, Senen, Jakarta Pusat ini. Berikut adalah sejarah dan koleksi menarik di Museum Sumpah Pemuda.
Dari Rumah Sewa ke Museum Nasional
Melansir dari laman resmi Museum Sumpah Pemuda, awalnya, bangunan tersebut adalah rumah biasa milik seorang warga Tionghoa bernama Sie Kong Lian. Sejak tahun 1908, Gedung Kramat disewa pelajar Stovia (School tot Opleiding van Inlandsche Artsen) dan RS (Rechtsschool) sebagai tempat tinggal dan juga tempat belajar yang dikenal dengan nama Commensalen Huis.
Pada tahun 1927, Gedung Kramat 106 digunakan oleh berbagai organisasi pergerakan pemuda untuk melaksanakan kegiatan-kegiatannya. Gedung ini juga menjadi sekretariat PPPI dan kemudian tempat itu menjadi gedung pertemuan banyak organisasi.
Pada 15 Agustus 1928, gedung ini diputuskan untuk penyelenggaraan Kongres Pemuda II pada Oktober 1928. Soegondo Djojopuspito, ketua PPPI, terpilih sebagai ketua kongres. Di gedung ini sumpah pemuda kemudian diputuskan.
Setelah Kongres Sumpah Pemuda, rumah tersebut tidak lagi disewa karena para pelajar yang menghuninya sudah banyak yang lulus. Fungsi dari rumah ini pun banyak berganti, mulai dari rumah tinggal, toko bunga, hotel, kantor inspektorat bea cukai, dan kemudian diresmikan menjadi Museum Sumpah Pemuda dari tahun 1973 hingga sekarang dan sudah ditetapkan sebagai Cagar Budaya Nasional.
Koleksi di Museum Sumpah Pemuda
Untuk kamu yang ingin tur museum dalam peringatan Sumpah Pemuda tahun ini, kamu bisa menjelajahi koleksi-koleksi bersejarah, seperti:
– Biola W.R. Soepratman yang digunakannya untuk memperdengarkan lagu Indonesia Raya pertama kali dalam pada momen penutupan Kongres Pemuda II, 28 Oktober 1928. Biola tersebut telah ditetapkan sebagai Cagar Budaya Nasional pada tahun 2013.
– Naskah asli Sumpah Pemuda
– Informasi-informasi sejarah tentang Sumpah Pemuda, mulai dari sejarah gedung hingga peresmian tanggal Sumpah Pemuda
– Lambang-lambang organisasi pemuda Indonesia saat itu dan juga karya-karya pemuda, seperti surat kabar atau majalah
– Gramofon dari Keluarga Yo Kim Tjan, alat pemutar piringan hitam (gramofon) milik Yo Kim Tjan, sosok yang merekam lagu “Indonesia Raya”.
Saat mengunjungi Museum Sumpah Pemuda, kamu juga bisa menyaksikan film Kongres Sumpah Pemuda, patung-patung peserta kongres, diorama para pemuda yang sedang mengikrarkan Sumpah Pemuda. Selain itu, di museum ini juga terdapat kids corner yang bisa digunakan anak-anak untuk permainan edukatif.

