in ,

Wow, Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung Maros Dinobatkan Sebagai ASEAN Heritage Park

Dikenal sebagai daerah karst terbesar kedua di dunia, Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung terletak sekitar 50 kilometer di sebelah utara Kota Makassar.

CakapCakapCakap People! Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, telah dinobatkan sebagai Taman Warisan ASEAN (ASEAN Heritage Park).

Dilansir dari The Jakarta Post, Senin, 28 Oktober 2019, Kepala Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung, Yusak Mangetan, menerima sertifikat deklarasi yang diserahkan secara langsung oleh Executive Director of  ASEAN Centre for Biodiversity (Direktur Eksekutif Pusat Keragaman Hayati ASEAN), Dr. Theresa Mundita S. Lim pada Konferensi ASEAN Heritage Park ke-6 yang berlangsung di Pakse, Laos, 21 hingga 25 Oktober 2019.

View this post on Instagram

Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung Ditetapkan Sebagai ASEAN Heritage Park. Kupu-kupu dan karst identik dengan taman nasional di kabupaten Maros, Sulawesi Selatan ini. Para peneliti dari berbagai belahan dunia begitu kagum dengan kekayaan hayati kawasan ini sejak ratusan tahun lalu. Kepak sayap satwa bermetamorfosis ini telah melahirkan berbagai temuan dan menyokong kehidupan masyarakat sekitar. Para penjelajah pun tak surut merunut perut-perut bumi yang terbentuk dari batuan karst. Ekosistem karst yang begitu unik ini memang tak mudah untuk disusuri. Butuh lebih dari sekadar keberanian untuk memasuki mulut gua-gua horizontal dan vertikal. Pada acara Sixth ASEAN Heritage Park Conference yang diselenggarakan di Laos, 21-25 Oktober 2019, Kepala Balai Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung, Yusak Mangetan menerima piagam deklarasi sebagai ASEAN Heritage Park. Penyerahan diberikan langsung oleh Executive Director of ASEAN Centre for Biodiversity, Dr. Theresa Mundita S. Lim kepada Kepala Balai TN Babul, Yusak Mangetan yang didampingi Nurhidayah, local community dari Desa Pattanyamang, Maros. ASEAN Heritage Parks (AHP) merupakan penghargaan bagi kawasan perlindungan terpilih di ASEAN pemilik fauna dan flora yang merepresentasikan Asia Tenggara. AHP merupakan penghargaan tertinggi terhadap suatu kawasan perlindungan atau konservasi dengan keberagaman hayati dan ekosistem yang indah. Jadi kapan #SobatHijau menikmati pesona alam Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung? 😁 #ASEANheritagepark #TamanNasionalBantimurungBulusaraung #TNBabul #konservasi #klhk

A post shared by Kementerian LHK (@kementerianlhk) on

Dalam acara tersebut, Yusak, yang didampingi oleh Nurhidayah, local community dari desa Pattanyamang, Maros, juga menyampaikan pidato dengan tema “Ekowisata: Bisnis dan Konservasi” selama sesi seminar.

Dikenal sebagai daerah karst terbesar kedua di dunia, Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung terletak sekitar 50 kilometer di sebelah utara Kota Makassar. 

Selain menjadi rumah bagi kawasan karst Rammang-Rammang yang terkenal, Taman Nasional ini juga menawarkan puluhan gua prasejarah, binatang unik seperti kera moor Sulawesi, burung enggang berikat merah, kuskus dan musang Sulawesi, serta spesies kupu-kupu endemik seperti Papilio blumei , Papilio polytes, Papilio sataspes dan Graphium androcles.

View this post on Instagram

Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung Ditetapkan Sebagai ASEAN Heritage Park. Kupu-kupu dan karst identik dengan taman nasional di Kabupaten Maros dan Pangkep, Sulawesi Selatan ini. Para peneliti dari berbagai belahan dunia begitu kagum dengan kekayaan hayati kawasan ini sejak ratusan tahun lalu. Kepak sayap satwa bermetamorfosis ini telah melahirkan berbagai temuan dan menyokong kehidupan masyarakat sekitar. Para penjelajah pun tak surut merunut perut-perut bumi yang terbentuk dari batuan karst. Ekosistem karst yang begitu unik ini memang tak mudah untuk disusuri. Butuh lebih dari sekadar keberanian untuk memasuki mulut gua-gua horizontal dan vertikal. Pada acara Sixth ASEAN Heritage Park Conference yang diselenggarakan di Laos, 21-25 Oktober 2019, Kepala Balai Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung, Yusak Mangetan menerima piagam deklarasi sebagai ASEAN Heritage Park. Penyerahan diberikan langsung oleh Executive Director of ASEAN Centre for Biodiversity, Dr. Theresa Mundita S. Lim kepada Kepala Balai TN Babul, Yusak Mangetan yang didampingi Nurhidayah, local community dari Desa Patanyamang, Maros. ASEAN Heritage Parks (AHP) merupakan penghargaan bagi kawasan perlindungan terpilih di ASEAN pemilik fauna dan flora yang merepresentasikan Asia Tenggara. AHP merupakan penghargaan tertinggi terhadap suatu kawasan perlindungan atau konservasi dengan keberagaman hayati dan ekosistem yang indah. Jadi kapan #SobatHijau menikmati pesona alam Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung? 😁 Repost @kementerianlhk _ #ASEANheritagepark #TamanNasionalBantimurungBulusaraung #TNBabul #konservasi #klhk #ahpat35 #ayoketamannasional #wonderfulindonesia #nationalpark #bantimurung #ksdae

A post shared by TN Bantimurung Bulusaraung (@tnbabul) on

Diprakarsai pada tahun 1978, Program ASEAN Heritage Parks (AHP) bertujuan untuk menyoroti pentingnya beberapa kawasan lindung di kawasan ini dan upaya global dalam konservasi keanekaragaman hayati. Program ini kemudian memberi nama 11 kawasan lindung pertama yang terdaftar dalam programnya setelah secara resmi didirikan pada tahun 1984.

Pusat Keanekaragaman Hayati ASEAN saat ini berfungsi sebagai sekretariat Program AHP dan Komite AHP.

Pada Oktober 2019 ini, Program ASEAN Heritage Park telah mendaftarkan hingga 49 kawasan lindung. Bentang alam Indonesia lainnya yang telah dimasukkan adalah Taman Nasional Gunung Leuser, Taman Nasional Kerinci Seblat dan Taman Nasional Way Kambas

Comments

One Ping

  1. Pingback:

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Hati-Hati! Jangan Pernah Pakai Makeup Saat Berolahraga

Penting Bagi Millennial! Tips Tetap Berolahraga Rutin Meski Sibuk Setiap Hari