in ,

Thailand Bakal Terapkan Pembatasan Lebih Intensif Jika Virus Corona Tidak Dapat Dikendalikan

Thailand total mencatat 6.440 infeksi dan 61 kematian sejak kasus pertama pada Januari lalu.

CakapCakapCakap People! Thailand pada hari Selasa, 29 Desember 2020, memperingatkan, tindakan yang lebih intensif mungkin diperlukan untuk menghentikan wabah virus corona terburuknya, dan mendesak masyarakat untuk bekerjasama menahan penyebaran yang terjadi di sebagian besar wilayah negeri itu.

Reuters melaporkan, juru bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Taweesin Wisanuyothin, mengatakan bahwa Thailand telah memberlakukan langkah-langkah kontrol yang lebih ketat di beberapa bidang, termasuk pada bisnis hiburan, yang akan pemerintah tinjau kembali dalam tujuh hari ke depan.

Bendera Thailand, [Foto via Pixabay]

Otoritas kesehatan Thailand mengonfirmasi 155 kasus baru virus corona pada Selasa, 29 Desember 2020, ketika klaster baru muncul, setelah wabah besar yang ditemukan 12 hari lalu di pasar makanan laut dekat Bangkok, di antara sebagian besar pekerja migran dari Myanmar.

Meskipun rendah dibandingkan dengan banyak negara, rata-rata 142 kasus harian di Thailand merupakan kemunduran dalam upayanya untuk mencegah virus corona, yang mencatat hanya 6.440 infeksi dan 61 kematian sejak kasus pertama pada Januari lalu.

Thailand memiliki sekitar 70 juta populasi.

“Jika situasi terkendali, kami akan melanjutkan langkah-langkah saat ini. Jika tidak, kami akan meninjau semuanya. Jadi, kita perlu lebih membantu satu sama lain,” kata Taweesin. Ia pun mendesak masyarakat untuk tinggal di rumah.

Pembatasan terbaru yang Pemerintah Thailand umumkan pada Senin, 28 Desember 2020, mencakup termasuk larangan di Bangkok pada bisnis judi dan penutupan pada tengah malam untuk bar, klub malam, dan karaoke hingga 4 Januari 2021.

Ilustrasi virus corona. [Foto: Reuters]

“Menjaga kasus baru di bawah 1.000 per hari mungkin memerlukan pembatasan yang lebih agresif seperti yang diberlakukan pada awal tahun untuk melawan wabah pertama,” kata Taweesin.

Langkah-langkah tersebut, yang mencakup penutupan mal, restoran, dan area hiburan, serta pembatasan perjalanan internasional, menyebabkan ekonomi Thailand yang bergantung pada sektor pariwisata mengalami kontraksi terbesar dalam 22 tahun terakhir pada kuartal kedua tahun ini.

Pada Selasa, 29 Desember 2020, kabinet setuju untuk mengizinkan migran ilegal dari Kamboja, Laos, dan Myanmar untuk mendaftar bekerja di Thailand selama dua tahun. Mereka juga menyetujui anggaran sekitar 11 miliar baht (US$ 366,30 juta) untuk memerangi wabah baru virus corona.

(US$ 1 = 30,03 baht)

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Brasil Tertekan Akibat Vaksin COVID-19 yang Lambat, Sehari Catat 58.718 Kasus Baru dan 1.111 Kematian

FPI Resmi Dibubarkan, Mahfud MD: FPI tak Lagi Punya Legal Standing