in ,

Singapura: 555 dari 802 Pasien COVID-19 yang Meninggal Tidak Divaksinasi Penuh

Ong mengatakan 247 sisanya telah divaksinasi dengan berbagai vaksin yang tersedia secara lokal.

CakapCakapCakap People! Di Singapura, sebanyak 555 dari 802 pasien COVID-19 yang meninggal dunia pada tahun 2021 adalah tidak sepenuhnya divaksinasi. Demikian kata Menteri Kesehatan Ong Ye Kung, Senin, 10 Januari 2022, menekankan bahwa kelompok orang ini masih “paling rentan” untuk jatuh sakit parah saat terinfeksi.

Meskipun jumlah yang tidak divaksinasi hanya sebagian kecil dari populasi, mereka berkontribusi pada 70 persen kematian COVID-19, katanya kepada Parlemen, Straits Times melaporkan.

Ong mengatakan 247 sisanya telah divaksinasi dengan berbagai vaksin yang tersedia secara lokal.

Ilustrasi vaksin COVID-19. [Foto: Reuters]

Tingkat insiden kematian bervariasi berdasarkan status vaksinasi mereka. Ada 79 kematian per 100.000 untuk mereka yang tidak sepenuhnya divaksinasi, 11 kematian per 100.000 untuk mereka yang diinokulasi dengan Sinovac dan 7,8 per 100.000 untuk mereka yang menggunakan vaksin Sinopharm.

Adapun yang menerima vaksin mRNA, angkanya 6,2 per 100.000 untuk Pfizer-BioNTech dan satu per 100.000 untuk Moderna.

“Angka ini hanya indikatif karena tidak memperhitungkan faktor lain yang dapat mempengaruhi kematian, seperti usia dan waktu vaksinasi,” tambahnya.

Menanggapi pertanyaan dari anggota parlemen, Ong mengatakan bahwa sekitar 132.000 orang berusia 18 tahun ke atas tetap tidak divaksinasi. Sekitar 300 orang secara medis tidak memenuhi syarat.

“Kami akan terus berusaha meyakinkan mereka yang secara medis memenuhi syarat untuk divaksinasi, melalui dokter perawatan primer mereka, pesan publik dan media. Tetapi karena jumlahnya semakin kecil, semakin sulit juga untuk meyakinkan mereka,” kata Ong.

Dia menambahkan bahwa tim vaksinasi keliling juga dapat mengunjungi mereka yang tinggal di rumah untuk memvaksinasi mereka.

Ilustrasi. [Foto via Pixabay]

Selama beberapa bulan terakhir, lebih dari 90 persen dari setiap kelompok usia yang memenuhi syarat telah divaksinasi, katanya. Di antara manula berusia 60 hingga 69 tahun, 96 persen telah divaksinasi lengkap, sedangkan untuk mereka yang berusia 70 tahun ke atas adalah 95 persen.

Bagi mereka yang berusia antara 12 dan 19 tahun, 95 persen di antaranya telah divaksinasi lengkap, katanya.

Meskipun vaksinasi baru dimulai di antara mereka yang berusia lima hingga 11 tahun, responsnya baik dan pelaksanaannya lancar, tambahnya.

“Kami akan terus memantau ketersediaan vaksin non-mRNA lain yang disetujui untuk digunakan pada anak-anak,” kata Ong.

Untuk update jumlah orang yang telah menerima vaksin COVID-19 booster, Ong mengatakan sekitar 46 persen populasi telah mendapatkan suntikan tersebut.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Malaysia: Pelancong yang Divaksinasi yang Terinfeksi COVID-19 Dibebaskan dari Karantina Wajib

Rusia: Pembicaraan NATO ‘Tidak Berhasil’, Polandia Peringatkan Perang