CakapCakap – Dengan penuh perjuangan, mereka bangun setiap pagi di tempat penampungan tunawisma Kota New York, tetapi hal itu sama sekali tidak mengurangi semangat mereka menuju jalan kesuksesan.
Melansir CNN, Senin, 8 Juli 2019, Kamis malam lalu, Departemen Layanan Tunawisma New York memberikan penghargaan kepada lebih dari 100 orang siswa tunawisma yang berhasil dan dinyatakan lulus sekolah menengah (SMA). Kini, para remaja itu menuju ke perguruan tinggi, termasuk Cornell, New York University dan Stony Brook University.
“Kekuatan dan ketangguhan anak-anak muda ini menginspirasi,” kata Wakil Walikota New York Herminia Palacio dalam rilis berita. “Dan kekuatan dan ketengguhan yang sama inilah yang telah mempersiapkan mereka untuk apa pun dan akan mendorong mereka maju ketika mereka bergabung dengan generasi pemimpin masa depan kita berikutnya.”
Dari Tempat Penampungan Tunawisma Sampai Ke Asrama Kampus
Masing-masing siswa menerima laptop dan tas ransel yang penuh dengan barang kebutuhan kuliah.
Salah satu siswa penerima penghargaan, Alexus Lawrence memberikan pidato perpisahan sekolah menengahnya. Ia berencana untuk masuk Brooklyn College tahun depan. Dia bermimpi menjadi dokter anak.
“Saya hanya memikirkan seberapa jauh saya telah datang,” kata Lawrence kepada afiliasi CNN, WABC. “Kamu menundukkan kepala karena memalukan; beberapa orang mungkin menggertakmu jika mereka tahu kamu tinggal di rumah penampungan.”
Ayah Lawrence, Henry, adalah koki sebuah rumah sakit setempat tetapi terpaksa memindahkan keluarga ke tempat penampungan tunawisma ketika harga sewanya naik.
“Mereka kehilangan tempat tinggal karena ekonomi, kesenjangan antara sewa dan pendapatan,” kata Komisaris Layanan Sosial NYC Steven Banks kepada WABC.
Data menunjukkan bahwa ada 114.658 siswa tunawisma di Kota New York, menurut Pusat Bantuan Teknis dan Pendidikan Negara Bagian untuk Siswa Tunawisma.
Dengan 1,1 juta siswa bersekolah di kota, itu berarti 1 dari 10 adalah tunawisma, cukup untuk mengisi Stadion Yankee dua kali, kata kelompok itu.
Kota New York telah mengambil langkah-langkah untuk mengurangi tunawisma, khususnya di kalangan siswa. Tahun lalu, Departemen Pendidikan mengumumkan bahwa mereka menginvestasikan tambahan USD12 juta, atau sekitar Rp168 miliar untuk program yang mendukung siswa yang tinggal di perumahan sementara, yang termasuk mempekerjakan koordinator komunitas berbasis sekolah untuk membantu siswa yang tidak memiliki rumah.