in ,

Kasus Tembus 9 Juta, New Delhi Lipatgandakan Denda Bagi Warga yang tak Pakai Masker

“Pada saat kata-kata saja tidak berhasil, kita harus sedikit lebih keras,” kata Kejriwal dalam konferensi pers, Kamis.

CakapCakapCakap People! Pejabat India mengungkapkan pada Kamis, 19 November 2020, bahwa pemerintah New Delhi melipatgandakan denda bagi warga yang tidak mengenakan masker saat kasus virus corona melonjak di kota besar itu, membebani rumah sakit dan pemakaman bahkan ketika pemerintah menolak seruan untuk melakukan lockdown kembali.

Melansir Channel News Asia, pengumuman kenaikan denda penalti menjadi 2.000 rupee (US$ 27) itu disampaikan oleh Menteri Utama New Delhi Arvind Kejriwal ketika total kasus virus corona India mendekati sembilan juta, tertinggi kedua di dunia.

“Pada saat kata-kata saja tidak berhasil, kita harus sedikit lebih keras,” kata Kejriwal dalam konferensi pers, Kamis. Dia juga menulis di Twitter, New Delhi, kota berpenduduk 20 juta orang, berada dalam “pijakan perang”.

Pekerja migran yang datang dari negara bagian lain, mengantri untuk mendapatkan Tes Antigen Cepat (RAT) untuk virus corona COVID-19 saat mereka tiba di terminal bus Anand Vihar untuk naik bus kota, di New Delhi pada hari Rabu. [Foto: AFP / Prakash SINGH]

India memberlakukan salah satu penguncian paling ketat di dunia pada Maret lalu, tetapi pembatasan tersebut memberikan pukulan telak bagi perekonomian dan pemerintah sejak itu melonggarkan kebijakannya.

Hanya sedikit orang yang memakai masker, terutama di luar kota besar, dan dalam beberapa pekan terakhir pembeli memadati pasar untuk mempersiapkan serangkaian festival keagamaan.

Di New Delhi, hampir 500.000 orang telah didenda sejak Juni lalu karena tidak memakai masker, 370.000 kena penalti lantaran mengabaikan aturan jarak sosial, dan 3.500 lainnya karena meludah.

Minggu ini, jumlah kasus di New Delhi melampaui setengah juta, dengan rekor peningkatan kasus harian dan angka kematian akibat COVID-19.

Lebih dari 90% tempat tidur untuk kasus intensif dengan ventilator di New Delhi sudah terisi pada Kamis, 19 November 2020, sebuah aplikasi pemerintah menunjukkan.

Masalah ini semakin diperburuk oleh kabut asap dan polusi yang melanda kota tersebut kali ini yang terjadi setiap tahun.

Ilustrasi virus corona.[Foto: NEXU Science Communications via Reuters]

“Tingkat saturation oxygen oksigen ayah saya turun … dan kami bergegas ke rumah sakit terdekat tetapi tidak ada tempat tidur yang tersedia,” kata warga Delhi, Rajeev Nigam, kepada AFP.

“Kami berlari sepanjang malam dari satu rumah sakit ke rumah sakit lain tetapi ceritanya sama di mana-mana,” katanya, mengkritik pemerintah kota yang “tidak siap” yang sedang berupaya untuk menambah jumlah tempat tidur rumah sakit.

Kejriwal pekan ini mengumumkan bahwa jumlah tamu di pesta pernikahan akan dikurangi menjadi 50 orang dan meminta otoritas pemerintah pusat untuk menutup pasar jika menjadi “hotspot” virus.

“Saya hanya memiliki ruang tersisa untuk sekitar 50 hingga 60 penguburan. Lalu apa selanjutnya? Saya tidak tahu,” kata Mohammed Shamim, seorang penggali kubur di salah satu pemakaman terbesar di Delhi, kepada AFP.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

PM Mesir Peringatkan Gelombang Kedua COVID-19 yang ‘Berbahaya’

CEO: Moderna Kenakan Biaya US$ 25 Hingga US$ 37 Per Dosis Vaksin COVID-19