in ,

Kanada dan Belanda Menjadi Pilot Project ePassport untuk Penerbangan Transatlantik

Proyek “Known Digital Traveler Identity” diharapkan berlangsung pada 2020.

CakapCakapKanada dan Belanda mengumumkan pada hari Rabu, 26 Juni 2019 bahwa meluncurkan pilot project (proyek percontohan) untuk perjalanan tanpa kertas (paperless travel) antar kedua negara.

Melansir The Jakarta Post, Jumat 28 Juni 2019, data identitas yang biasanya disimpan pada sebuah chip di paspor penumpang akan disimpan dan dienkripsi dengan aman di perangkat seluler mereka.

Penumpang yang terbang dari Montreal ke Amsterdam akan dapat mengelola data identitas terenkripsi mereka, menyetujui untuk membaginya dengan otoritas perbatasan, maskapai penerbangan dan lainnya.

Pemeriksaan identitas akan dilakukan secara biometrik di pos pemeriksaan keamanan dan gerbang naik pesawat “tanpa perlu paspor fisik,” kata sebuah pernyataan oleh World Economic Forum, yang memimpin inisiatif ini.

Proyek “Known Digital Traveler Identity”  itu akan diuji secara internal sepanjang 2019, dengan perjalanan tanpa kertas pertama yang terenkripsi, dan diharapkan berlangsung pada awal 2020, katanya.

“Pada tahun 2030, perjalanan udara internasional diperkirakan akan meningkat menjadi 1,8 miliar penumpang, naik 50 persen dari 2016. Dengan sistem saat ini, bandara tidak dapat mengimbangi,” kata kepala mobilitas Forum Ekonomi Dunia Christoph Wolff.

“Proyek ini menawarkan solusi. Dengan menggunakan identitas digital yang dapat dioperasikan, penumpang mendapat manfaat dari sistem holistik untuk perjalanan yang aman dan mulus. Ini akan membentuk masa depan penerbangan dan keamanan.”

Air Canada dan KLM Royal Dutch Airlines, serta bandara di Montreal, Toronto dan Amsterdam menjadi percontohan yang didukung oleh perusahaan teknologi Accenture, Vision Box dan Idemia.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Foto Selfie Ternyata Lima Kali Lebih Mematikan Daripada Serangan Hiu

Indonesia Masih Pakai Jasa Ojek, Negara Tetangga Jadikan Drone Alat Layanan Antar Makanan