in ,

Cina Larang Penggunaan Teknologi Kecerdasan Buatan (AI) dan Virtual Reality (VR) Cegah Berita Palsu

Peraturan itu bakal mulai berlaku pada Januari 2020

CakapCakapCakap People! Cina telah mengeluarkan peraturan baru yang melarang penyedia video dan audio online menggunakan teknologi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence – AI) dan teknologi Realitas Virtual (Virtual Reality – VR) untuk menghasilkan “berita palsu”.

Dilansir dari The Jakarta Post, Rabu, 4 Desember 2019, regulasi yang diterbitkan pada hari Jumat oleh Otoritas Dunia Maya Cina itu mengatakan bahwa penyedia dan pengguna berita video dan layanan audio online “tidak diizinkan” untuk menggunakan teknologi baru seperti pembelajaran mendalam dan realitas virtual (VR) untuk membuat, mendistribusikan, dan menyiarkan “berita palsu“.

Ilustrasi. [Foto: Pixabay]

Hal-hal yang masuk dalam kategori “berita palsu” tersebut telah digeneralisir yang berarti bisa apa saja, mulai dari kesalahan hingga parodi atau kesalahpahaman yang disengaja atas fakta.

Peraturan mulai berlaku pada 1 Januari 2020.

Bagi yang tak mengikuti peraturan tersebut, akan dianggap sebagai pelanggaran pidana, demikian menurut Otoritas Dunia Maya Cina (CAC). Sayangnya, mereka tak memberikan rincian tentang hukumannya.

Aturan tersebut mengharuskan video dan trek audio yang diproduksi menggunakan teknologi AI atau realitas virtual (VR) untuk mencantumkan label peringatan yang jelas kepada para pengguna.

Peraturan-peraturan tersebut secara khusus menekankan bahaya “deepfake”, atau teknologi yang memanipulasi video agar tampak asli tetapi sesungguhnya menggambarkan peristiwa atau ucapan yang tidak pernah terjadi.

Teknologi Deepfake dapat “mengganggu tatanan sosial dan melanggar kepentingan masyarakat, menciptakan risiko politik dan membawa dampak negatif bagi keamanan nasional dan stabilitas sosial,” demikian Otoritas Dunia Maya Cina memperingatkan.

Ilustrasi. [Foto: Pixabay]

Kekhawatiran atas bahaya deepfake telah tumbuh sejak kampanye pemilu AS 2016 yang menunjukkan banyak orang menggunakan informasi online, menurut penyelidikan AS.

Badan legislatif terkemuka Cina mengatakan awal tahun ini pihaknya sedang mempertimbangkan untuk menyusun aturan tentang teknologi deepfake adalah ilegal.

Sebuah aplikasi bertukar muka Cina, Zao, yang membuat wajah para pengguna bisa memiliki kemiripan yang meyakinkan atas karakter-karakter dalam film atau acara TV, telah menyebabkan perdebatan sengit tentang penyalahgunaan teknologi deepfake tersebut pada bulan September 2019.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Rajin Sikat Gigi 3 Kali Sehari Ternyata Berdampak Baik Bagi Kesehatan Jantung

Alanis Morissette Rilis Single Terbaru dan Umumkan Tur “Jagged Little Pill”