in ,

AstraZeneca Hentikan Sementara Uji Coba Vaksin COVID-19 Karena Relawan Alami Mielitis Transversa, Apa Itu?

Ini adalah kali kedua uji coba vaksin COVID-19 AstraZeneca dihentikan sementara.

CakapCakapCakap People! Salah seorang relawan uji coba Fase 3 vaksin COVID-19 dari perusahaan farmasi AstraZeneca memicu penghentian global uji coba tersebut. Pasalnya relawan wanita di Inggris Raya itu mengalami gejala neurologis yang konsisten dengan gangguan inflamasi tulang belakang yang langka namun serius yang disebut sebagai Mielitis Transversa, kata CEO AstraZeneca Pascal Soriot dalam panggilan konferensi pribadi dengan para investor pada Rabu pagi, 9 September 2020.

Melansir STAT News, Soriot mengatakan bahwa diagnosis wanita itu belum dikonfirmasi, tetapi kondisinya membaik dan kemungkinan akan keluar dari rumah sakit paling cepat pada hari Rabu. Ia juga menambahkan bahwa dewan yang bertugas mengawasi data dan komponen keamanan uji klinis AstraZeneca mengonfirmasi bahwa peserta itu disuntik dengan vaksin COVID-19 perusahaan dan bukan plasebo.

Seorang pria berjalan melewati papan tanda di situs AstraZeneca di Macclesfield, Inggris tengah pada 19 Mei 2014. AstraZeneca mengatakan pada hari Selasa bahwa pihaknya telah mulai menguji pengobatan berbasis antibodi untuk pencegahan dan pengobatan COVID-19. [Foto: Reuters / Phil Noble]

Apa itu Mielitis Transversa?

Relawan itu tiba-tiba mengalami kondisi yang memengaruhi sumsum tulang belakangnya, kondisi yang sering kali dipicu oleh infeksi virus. Penyakit ini menyebabkan peradangan pada satu sisi sumsum tulang belakang, mengganggu proses pengiriman pesan ke seluruh tubuh dan berpotensi menyebabkan kelumpuhan.

Dilansir Fox News, Mielitis Transversa ditandai dengan gejala nyeri, kelemahan otot, masalah sensorik, atau disfungsi kandung kemih dan usus. Hal inilah yang membuat AstraZeneca menghentikan sementara uji coba kandidat vaksin coronanya dan berjanji menyelidiki apakah vaksin yang sedang dikembangkan perusahaan bersama dengan Oxford University bertanggung jawab atau berperan dalam terjadinya sindrom tersebut.

Penyebab pasti Mielitis Transversa belum diketahui sampai saat ini. Namun, kondisi ini diduga dipicu oleh beberapa hal, seperti infeksi atau gangguan sistem kekebalan tubuh. Itulah yang membuat penyakit ini terkait dengan COVID-19.

Pada umumnya, penderita Mielitis Transversa dapat sembuh dan berjalan dengan normal. Tetapi, dalam kasus yang parah, penderita dapat mengalami kelumpuhan permanen, sehingga perlu dibantu dalam menjalani aktivitas sehari-hari.

Ini adalah kali kedua uji coba vaksin COVID-19 AstraZeneca dihentikan sementara

Soriot menegaskan bahwa uji klinis sebelumnya juga pernah dihentikan sekali pada bulan Juli setelah seorang peserta mengalami gejala neurologis. Setelah pemeriksaan lebih lanjut, peserta itu didiagnosis mengalami Multiple Sclerosis, yang dianggap tidak terkait dengan pengobatan vaksin COVID-19, kata Soriot, STAT News melaporkan.

Sampai saat ini, pernyataan publik AstraZeneca tentang penghentian sementara uji coba tidak terlalu detail. Misalnya, perusahaan belum secara terbuka mengonfirmasi bahwa ternyata ini adalah kali kedua uji coba dihentikan untuk menyelidiki peristiwa kesehatan di antara para relawan.

Pada hari Rabu, 9 September 2020, perusahaan mengeluarkan pernyataan yang senada dengan Soriot, yang mengatakan bahwa AstraZeneca akan dipandu oleh komite ahli independen untuk menentukan kapan harus mencabut penundaan uji coba tersebut “sehingga kami dapat melanjutkan pekerjaan kami secepat mungkin untuk menyediakan vaksin ini secara luas, adil, dan tidak mendapat untung selama pandemi ini.”

Seorang relawan di Brasil menerima suntikan vaksin COVID-19. [Foto: AFP]

Apa yang terjadi pada AstraZeneca adalah uji coba vaksin COVID-19 Fase 3 pertama yang diketahui telah ditunda. Penangguhan seperti itu biasa terjadi, dan belum jelas berapa lama AstraZeneca akan melakukan penundaan tersebut.

“Ini pasti terjadi dalam uji coba skala besar di mana Anda memiliki puluhan ribu orang yang diinvestasikan untuk ambil bagian, beberapa dari mereka mungkin jatuh sakit dan Anda harus selalu mencoba untuk mencari tahu: Apakah itu karena vaksin, atau apakah mereka telah memiliki penyakit itu sebelumnya?”, kata Francis Collins, Direktur Institut Kesehatan Nasional AS, kepada panel Senat pada hari Rabu, 9 September 2020.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Amazon Buka 33.000 Lowongan Pekerjaan Baru dengan Gaji Hingga Rp2,25 Miliar

Apple Kembangkan Masker Wajah Khusus Untuk Karyawannya, Ini Dia Tampilannya!