in ,

Ancaman Klaster Keluarga: Warga Jakarta Harus Lebih Disiplin Patuhi Protokol Kesehatan COVID-19, Pakar Mengingatkan

Menurut Agus, melepas masker di dalam rumah boleh-boleh saja asalkan setiap anggota keluarga mengikuti protokol kesehatan yang ketat saat beraktivitas di luar rumah.

CakapCakapCakap People! Karena mayoritas penularan COVID-19 di Jabodetabek berasal dari klaster keluarga, seorang ahli paru mengimbau warga Jakarta untuk lebih disiplin dalam mengikuti protokol kesehatan.

“Beberapa laporan yang ada termasuk dari BNPB kan masyarakat di Jakarta ini yang terkena justru adalah klaster keluarga, yang membawa virus dari luar ke dalam rumah,” kata Ketua Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FKUI RS Persahabatan, Dokter Agus Dwi Susanto, Jumat, 27 November 2020, seperti dikutip Kompas.com.

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa warga Jakarta perlu lebih memperhatikan risiko penularan virus corona di kalangan anggota keluarga.

Petugas medis mengambil sampel darah dari wisatawan di kawasan wisata Puncak Bogor, Jawa Barat, pada Kamis, 29 Oktober 2020. Pemerintah Kabupaten Bogor menawarkan rapid test dan swab gratis untuk COVID-19 sebagai bagian dari upaya pencegahan penularan virus di akhir pekan panjang yang berakhir pada 1 November 2020. [Foto: Antara / Yulius Satria Wijaya]

Situasi klaster keluarga menimbulkan pertanyaan tentang apakah perlu memakai masker di dalam rumah? Menurut Agus, melepas masker di dalam rumah boleh-boleh saja asalkan setiap anggota keluarga mengikuti protokol kesehatan yang ketat saat beraktivitas di luar rumah.

“Masalahnya adalah apakah kita bisa memastikan menjalankan protokol itu? Maka itu yang harus menjadi kesadaran masing-masing. Maka jalankan protokol kesehatan dengan betul sehingga kita bisa melepas masker di dalam rumah,” ujarnya.

Agus berpesan kepada masyarakat yang merasa tidak yakin telah mengikuti protokol kesehatan dengan baik untuk tetap menggunakan masker di dalam rumah, apalagi jika tinggal di sekitar orang yang tergolong kelompok rentan, “seperti lansia atau penderita penyakit penyerta”.

“Kita harus menjaga jarak dari mereka, karena bisa jadi kita membawa virus dari luar [rumah],” jelasnya.

Ilustrasi virus corona. [Foto: CNN]

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pernah mengingatkan warga Jakarta terkait libur panjang yang menjadi penyebab lonjakan kasus di DKI Jakarta.

Dia mengatakan, September lalu terjadi lonjakan kasus COVID-19 di Jakarta yang disebabkan oleh klaster keluarga akibat libur panjang di bulan agustus.

Dia mengingatkan jangan sampai itu kembali terulang dan menyia-nyiakan perjuangan Pemprov DKI Jakarta bersama masyarakat yang selama ini patuh terhadap protokol COVID-19.

“Libur panjang memang menggoda, tapi COVID-19 masih ada di sekitar kita. Jangan sia-siakan upaya kita bersama selama ini,” kata Anies dalam akun Instagram pribadinya, Selasa, 27 Oktober 2020 lalu.

Melansir The Jakarta Post, ratusan ribu warga Jakarta dilaporkan meninggalkan kota selama akhir pekan lima hari dari 28 Oktober hingga 1 November.

Operator jalan tol milik negara PT Jasa Marga melaporkan peningkatan pengguna jalan tol sebesar 40 persen pada long weekend, sedangkan Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Tangerang, Banten, mengungkapkan ada sebanyak 64.021 penumpang untuk lebih dari 600 penerbangan.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Wanita Terinfeksi Virus Corona Ini Lahirkan Bayi Dengan Antibodi COVID-19

Yogyakarta Terima Kunjungan 1,7 Juta Wisatawan Selama Lima Bulan di Tengah Pandemi