in ,

Thailand Hapus Tes PCR COVID-19 Bagi Pelancong Asing

Pelancong yang sudah divaksinasi juga tidak perlu lagi memesan satu malam menginap di hotel untuk mendapatkan visa.

CakapCakapCakap People! Thailand berencana untuk menghapus tes PCR COVID-19 pada saat kedatangan untuk pelancong asing mulai bulan Mei 2022. Langkah itu dilakukan untuk meningkatkan jumlah wisatawan di tengah rebound dalam perjalanan global.

Tes reverse transcription polymerase chain reaction (RT-PCR) akan diganti dengan tes antigen cepat di bandara, kata Wakil Menteri Kesehatan Sathit Pitutecha kepada wartawan di Bangkok pada Jumat, 8 April 2022, setelah pertemuan Pusat Administrasi Situasi COVID-19, melansir Straits Times.

Pelancong yang sudah divaksinasi juga tidak perlu lagi memesan satu malam menginap di hotel untuk mendapatkan visa, katanya.

Thailand bakal hapus tes PCR wajib bagi pelancong asing
Seorang penumpang diperiksa informasinya setibanya di Bandara Suvarnabhumi di Bangkok pada 1 Februari 2022. [Foto: AFP]

Thailand bergabung dengan negara-negara dari Australia hingga Filipina dan Singapura dalam melonggarkan aturan masuk karena mengandalkan kembalinya wisatawan dalam jumlah besar untuk mempertahankan kebangkitan ekonomi yang baru lahir menghadapi risiko dari invasi Rusia ke Ukraina.

Industri hotel nasional telah lama menuntut penghapusan apa yang disebut program visa Test & Go, yang dipandang sebagai penghalang utama bagi para pelancong.

Gugus tugas virus akan kembali meninjau relaksasi visa yang diusulkan setelah liburan Songkran minggu depan untuk menandai Tahun Baru Thailand, kata Taweesilp Visanuyothin, seorang juru bicara, dalam sebuah pengarahan.

Thailand
Ilustrasi virus corona [Foto: Reuters]

Tantangan terbesar bagi industri pariwisata Thailand adalah kurangnya pengunjung dari China yang menerapkan strategi zero-COVID-19 dan mengalami lonjakan kasus Omicron, kata Stephen Innes, Managing Partner di SPI Asset Management, dalam sebuah catatan, Kamis. .

Penghapusan tes RT-PCR dapat membantu memperkuat baht di margin, katanya.

Mata uang Thailand, baht, yang telah kehilangan lebih dari 3 persen terhadap dolar AS sejak dimulainya invasi Rusia ke Ukraina, menuju kerugian mingguan keenam dalam tujuh minggu, menurut data yang dihimpun oleh Bloomberg.

Thailand masih berjuang melawan gelombang virus Omicron, dengan infeksi harian baru mendekati rekor dan kematian pada level tertinggi enam bulan.

Negara itu melaporkan 25.140 kasus baru dan 89 kematian akibat COVID-19 pada Jumat, menurut data Kementerian Kesehatan.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Selandia Baru dan Australia Dijatuhi Sanksi Oleh Rusia

Kasus COVID-19 Jawa Bali

COVID-19: Ini 6 Alasan Orang Belum Pernah Terinfeksi