CakapCakap – Cakap People! Dunia Islam dan internasional saat ini sedang dihebohkan dengan berita penyerangan polisi Israel kepada Muslim Palestina di sekitar Kompleks Masjid Al-Aqsa, Yerusalem. Peristiwa itu terjadi pada Rabu, 5 April 2023.
Sejumlah video di internet menunjukkan bentuk serangan yang dilakukan oleh polisi kepada para jamaah, mulai dari pukulan hingga lemparan granat kejut.
Kepolisian Israel mengklaim bahwa mereka bertindak sebagai respons atas ulah penjahat bertopeng yang mengunci diri di dalam Masjid Al-Aqsa dengan kembang api, tongkat, dan batu. Akibat bentrokan ini, Kepolisian Israel menahan sekitar 500 orang Palestina untuk dimintai keterangan.
Video lain juga menunjukkan ribuan Muslim Palestina yang tidak diperbolehkan masuk ke Masjid Al-Aqsa pada saat peristiwa bentrok berlangsung. Hal tersebut kemudian sehingga berujung pada penumpukan massa alias kerumunan.
Negara-negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia, mengecam keras Israel atas pelanggaran terhadap kesucian Masjid Al-Aqsa yang telah mereka lakukan. Sebagai informasi tambahan, bentrokan antara polisi Israel dan jamaah Palestina ini terjadi menjelang dimulainya rangkaian Paskah Yahudi (5–13 April 2023).
Kota Lama, Muslim, dan Yahudi
Kota Lama adalah sebuah wilayah di Yerusalem Timur yang kaya akan situs suci umat Muslim, Yahudi, dan Kristiani. Oleh karena itu, Kota Lama dibagi menjadi empat, yakni Bagian Muslim, Bagian Yahudi, Bagian Kristiani, dan Bagian Armenia (yang sebagian besarnya juga beragama Kristen).
Ada pula bagian yang disebut Al-Haram As-Syarif (oleh Muslim) atau Temple Mount alias Bukit Bait Suci (oleh Yahudi). Kedua umat menganggap wilayah tersebut sebagai tempat suci yang mulia. Di situlah tepatnya Kompleks Masjid Al-Aqsa dan Kubah Shakhrah (Dome of the Rock) berada.
Seperti yang diketahui banyak orang, perebutan wilayah Palestina oleh bangsa Yahudi (yang kemudian membentuk negara merdeka Israel) telah berlangsung sejak 1948. Dalam sejarah perebutan tersebut, Palestina memerangi Israel untuk mempertahankan keutuhan wilayah teritorialnya. Namun secara de jure, sebagian besar wilayah Yerusalem di perbatasan Palestina dan Israel kini telah dikuasai oleh Israel.
Hal ini kemudian menimbulkan ketidakadilan bagi Muslim Palestina karena akan sulit bagi mereka untuk bisa beribadah di Masjid Al-Aqsa. PBB pun berperan untuk menjadi penengah di antara konflik Israel dan Palestina ini. Melalui berbagai rangkaian perjanjian damai, kedua negara diminta untuk hidup secara rukun dan berdampingan. Itu juga termasuk menjadikan Muslim Palestina bebas beribadah di Masjid Al-Aqsa.
Akan tetapi, praktiknya tidak semudah demikian. Melansir dari aljazeera.com, meningkatnya upaya Israel untuk mengambil alih Masjid Al-Aqsa dan seluruh wilayah Al-Haram As-Syarif adalah lambang keberanian Israel untuk menghabisi seluruh pendudukan Palestina di Yerusalem. Ini juga menandakan bahwa Israel menganggap orang Palestina maupun orang Arab tidak memiliki kepemimpinan yang gigih untuk membela hak-hak Muslim.
Konflik Israel dan Palestina atas Yerusalem, kota suci bagi Muslim maupun Yahudi, tampaknya masih akan terus berkepanjangan.