in ,

Kasus COVID-19 di Asia Lampaui 100 Juta

Wilayah ini melaporkan lebih dari 1 juta kasus COVID-19 baru setiap dua hari, menurut analisis Reuters.

CakapCakapCakap People! Kasus COVID-19 di Asia melewati 100 juta pada Rabu, 30 Maret 2022, menurut penghitungan Reuters, ketika wilayah tersebut mencatat kebangkitan dalam kasus, yang didominasi oleh sub-varian BA.2 Omicron.

Wilayah ini melaporkan lebih dari 1 juta kasus COVID-19 baru setiap dua hari, menurut analisis Reuters. Dengan lebih dari setengah populasi dunia, Asia menyumbang 21% dari semua kasus COVID-19 yang dilaporkan.

Sub-varian Omicron BA.2 yang sangat menular tetapi kurang mematikan ini telah mendorong angka tersebut ke level tertinggi dalam beberapa pekan terakhir di negara-negara seperti Korea Selatan, China, dan Vietnam. BA.2 sekarang mewakili hampir 86% dari semua kasus berurutan, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Orang-orang membagikan makanan kepada penduduk di atas penghalang atau pembatas suatu daerah yang dikunci, di tengah pandemi penyakit coronavirus (COVID-19), di Shanghai, China 25 Maret 2022. [Foto: REUTERS/Aly Song]

Korea Selatan memimpin dunia dalam jumlah rata-rata harian kasus baru yang dilaporkan, terhitung satu dari setiap empat infeksi yang dilaporkan secara global setiap hari, menurut analisis Reuters.

Sementara jumlah kasus telah mendatar sejak awal Maret, Korea Selatan masih melaporkan rata-rata lebih dari 300 kematian setiap hari, dengan pihak berwenang memerintahkan krematorium nasional agar beroperasi lebih lama.

China berusaha menjinakkan wabah terburuknya sejak pandemi dimulai. Peningkatan kasus COVID-19 di Shanghai, yang dipicu oleh substrain BA.2, telah mendorong pusat keuangan tersebut dikunci. Kota itu melakukan penguncian dua tahap dari 26 juta penduduknya pada hari Senin, membatasi pergerakan melalui jembatan dan jalan raya untuk menahan penyebaran.

China telah melaporkan lebih dari 45.000 kasus baru sejak awal tahun ini, angka yang lebih tinggi daripada yang dilaporkan pada tahun 2021. Meskipun China telah menginokulasi 90% populasinya, tetapi tidak cukup banyak orang tua atau lansia yang menerima dosis booster, membuat mereka rentan terhadap infeksi ulang.

Ilustrasi virus corona [Foto: Reuters]

Meskipun China berpegang teguh pada rencananya untuk menghancurkan wabah, para ahli di luar negeri tetap skeptis tentang kemanjuran penguncian dalam menghadapi varian Omicron yang sangat menular.

“Jelas dari Australia dan di tempat lain di dunia bahwa penguncian sama sekali tidak efektif terhadap Omicron – jadi perkirakan gelombang besar akan datang,” kata Adrian Esterman, pakar biostatistik di University of South Australia.

India sendiri menyumbang 43 juta kasus COVID, lebih dari total kasus di tiga negara Asia yang paling parah dilanda virus yaitu Jepang, Korea Selatan, dan Vietnam.

India telah melaporkan kurang dari 2.000 kasus per hari selama 11 hari terakhir dibandingkan dengan saat puncaknya tahun ini pada Januari dengan rata-rata lebih dari 300.000 kasus per hari.

Sebelumnya pada bulan Maret, Asia melewati 1 juta kematian COVID. Sekarang ada 1.027.586 juta kematian COVID di seluruh benua.

Vaksin dianggap kurang efektif terhadap subvarian BA.2 dibandingkan pendahulunya. Penelitian telah menunjukkan Omicron dapat menginfeksi kembali orang yang sebelumnya didiagnosis dengan varian virus corona yang berbeda.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Ribuan Warga Australia Tinggalkan Rumah Saat Banjir Menggenangi Kota

Omicron ‘Siluman’ BA.2 Sekarang Dominan Secara Global; Inilah 3 Hal yang Perlu Diketahui