in ,

Indonesia Kehilangan Tenaga Kesehatan Pada Tingkat yang Mengkhawatirkan Akibat COVID-19 Dibanding Negara Lain di Dunia

Sekitar 92 tenaga kesehatan meninggal dunia untuk setiap 100.000 kasus COVID-19 yang teridentifikasi di Indonesia.

CakapCakapCakap People! Indonesia telah kehilangan tenaga medis; dokter dan perawat akibat pandemi COVID-19 pada tingkat yang jauh lebih cepat dibanding negara-negara lain di dunia. Kondisi mengkhawatirkan ini semakin mengganggu sistem perawatan kesehatan di dalam negeri.

Sekitar 92 tenaga kesehatan meninggal dunia untuk setiap 100.000 kasus COVID-19 yang teridentifikasi di Indonesia, menurut perhitungan Jakarta Globe berdasarkan data pada Sabtu, 12 September 2020. Itu adalah angka kematian tenaga kesehatan tertinggi keempat di seluruh dunia setelah Meksiko, Mesir, dan Inggris Raya, menurut data terbaru yang dihimpun oleh Amnesty International dan Our World in Data.

Foto screenshot dari Pusara Digital, situs peringatan yang didirikan oleh kelompok relawan Lapor COVID-19 untuk menghormati para tenaga medis yang gugur, pada hari Senin, 14 September 2020, menunjukkan nama 195 dokter dan perawat yang meninggal karena COVID-19. [Foto screenshot: Jakarta Globe]

Ikatan Dokter Indonesia (IDI), melaporkan 115 dokter telah kehilangan nyawa karena penyakit COVID-19 pada hari Sabtu, 12 September 2020, sejak pandemi dimulai pada Maret. Setidaknya 82 perawat juga meninggal karena COVID-19 selama periode tersebut, data dari kelompok relawan Lapor COVID-19 menunjukkan.

“Kehilangan dokter tentunya akan berdampak pada menurunnya kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat Indonesia,” kata Mohammad Adib Khumaidi, Wakil Ketua Umum Pengurus Besar IDI, seperti dikutip situs berita Kompas.com.

Bahkan sebelum pandemi melanda, Indonesia tidak memiliki cukup dokter dan perawat untuk melayani lebih dari 270 juta penduduk. Negara ini hanya memiliki 0,2 dokter umum dan 1,3 perawat untuk setiap 1.000 orang pada 2019, ini merupakan angka terendah di kawasan Asia Tenggara, menurut data Kementerian Kesehatan.

Indonesia telah melaporkan total 218.382 kasus yang dikonfirmasi pada hari Minggu, 13 September 2020, kasus COVID-19 tumbuh rata-rata 1,4 persen per hari dalam seminggu terakhir. Dengan laju seperti saat ini, jumlah total kasus COVID-19 di Indonesia tidak menutup kemungkinan akan berlipat ganda menjadi 400.000 orang pada Oktober.

“Angka kematian di antara petugas kesehatan telah meningkat secara signifikan,” kata Usman Hamid, Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, dalam sebuah pernyataan pekan lalu, seperti dilansir Jakarta Globe.

“Pada Juli, ketika Amnesty International merilis laporan global tentang perawatan kesehatan dan pekerja esensial, total 89 tenaga kesehatan telah meninggal karena penyakit tersebut. Jumlahnya meningkat dua kali lipat sejak saat itu,” kata Usman.

Ilustrasi. [Foto: PIxabay]

Amnesty International mencatat rumah sakit di Indonesia cenderung menutupi kasus COVID-19 di fasilitas mereka. Tenaga medis dan staf seringkali tidak memiliki mekanisme pengaduan yang efektif untuk menyalurkan kekhawatiran mereka tentang keselamatan pribadi mereka selama pandemi ini, kata Amnesty International.

“Penyelidikan atas kematian tenaga kesehatan sangat dibutuhkan, begitu juga dengan langkah-langkah yang kuat dan konsisten untuk melindungi hak-hak semua staf medis,” kata Usman.

“Ini termasuk memberi mereka akses untuk pengujian, alat pelindung, gaji yang memadai, dan cara yang aman untuk mengajukan keluhan sehingga mereka dapat melindungi diri mereka sendiri dan pasien mereka. Keselamatan mereka sangat penting untuk menegakkan hak-hak mereka dan demi kesehatan masyarakat, ”Kata Usman.

Amnesty International juga mendesak pemerintah memberikan polymerase chain reaction (PCR) gratis bagi tenaga kesehatan yang bekerja di garis depan guna menahan penularan virus corona di fasilitas kesehatan.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Oneya Johnson, Pria yang Mendapatkan 1,3 Juta Pengikut di TikTok Dalam Waktu Semalam Ini Ungkap Dirinya Adalah Tunawisma

China Sedang Bangun Kota Baru “Anti COVID” Untuk Mempermudah Lockdown Jika Terjadi Pandemi di Masa Depan